Jakarta, FORTUNE – Laporan Jobstreet by SEEK bersama sejumlah lembaga mencatat, 38 persen karyawan di Indonesia sudah menggunakan Teknologi AI (Artificial Intelligence) Generatif untukbekerja setiap bulannya. Hal ini membuka peluang bagi perusahaan untuk semakin mengintegrasikan teknologi terdepan di dunia kerja.
Country Head of Marketing Jobstreet by SEEK, Sawitri, mengatakan bahwa manfaat terbesar teknologi AI Generatif bagi para Pekerja profesional di Indonesia adalah kemampuannya untuk membantu efektivitas pekerja sehari-hari.
Ini tercermin dari temuan survei yang menyebut 53 persen responden merasa bahwa AI Generatif membantu mereka dalam menghemat waktu. "Sedangkan 47 persen melihat bahwa AI Generatif berperan besar dalam memenuhi deadline pekerjaan mereka dengan lebih efisien,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (30/10).
Lebih dari separuh responden di Indonesia telah menggunakan AI Generatif sejak 2023. Hal ini menunjukkan potensi dan adopsi AI yang cukup baik di kalangan pekerja Indonesia.
Sejalan dengan tren global, para pekerja di Indonesia menggunakan AI untuk studi dan riset (41 persen), mengerjakan tugas kreatif seperti menulis (41 persen) dan 37 persen untuk tugas administratif. Selain itu, 48 persen menggunakan GenAI untuk pengembangan keterampilan, mendapatkan pengetahuan umum (46 persen), dan menerjemahkan bahasa (36 persen).
Jobstreet melakukan survei global ini dengan cakupan lebih dari 180 negara dan melibatkan 150,735 responden, termasuk 19,154 tenaga kerja dari Indonesia.
Persona para pekerja
Laporan ini memperlihatkan tiga persona utama yang ditunjukkan oleh pekerja Indonesia dalam penggunaan AI generatif dalam profesi mereka. Pertama adalah persona ‘rekan’, yang ditunjukkan oleh 18 persen pekerja di bidang teknologi informatika.
Sedangkan 7 persen pekerja di sektor pemasaran dan media, secara strategis menjadikan diri mereka sebagai ‘GenAI Expert’, yang akan melakukan review hasil dari teknologi AI Generatif dan melakukan perubahan yang diperlukan. Sedangkan, 7 persen dari pekerja di sektor administrasi dan sekretariat menjadi ‘GenAI Taskmaster’.
Meski banyak pekerja Indonesia yang sudah makin sadar pentingnya peningkatan keterampilan di pemanfaatan teknologi AI, masih ada tantangan dalam hal pelatihan terstruktur dan akses ke sumber daya yang memadai untuk memaksimalkan potensi.
Jobstreet by SEEK sendiri mencatat bahwa 72 persen pekerja di Indonesia siap belajar keterampilan baru untuk bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif, termasuk memahami AI Generatif.
“Faktanya, hampir setengah dari pekerja Indonesia secara aktif memodifikasi output GenAI menunjukkan tingkat kemandirian dan kepercayaan diri yang tinggi dalam menggunakan teknologi ini. Mereka tidak hanya pasif menerima output AI, tetapi juga proaktif dalam mengolah dan menyempurnakannya,” kata Sawitri.