Apakah Telegram Aman? Ini 7 Risiko yang Wajib Diketahui

Terdapat risiko yang harus diwaspadai

Apakah Telegram Aman? Ini 7 Risiko yang Wajib Diketahui
Ilustrasi telegram (unsplash/christian wiediger)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Pertanyaan mengenai apakah Telegram aman banyak bermunculan di kalangan masyarakat. Kenyataannya, Telegram adalah salah satu platform yang aman digunakan penggunanya.

Pasalnya, developer sudah membekalinya dengan enkripsi end-to-end dan kemampuan untuk menghapus sendiri pesan dari obrolan rahasia.

Kendati demikian, terdapat berbagai risiko yang harus diwaspadai oleh pengguna Telegram. Hal tersebut berkaitan dengan modus penipuan online yang marak terjadi di aplikasi tersebut.

Agar terhindari dari bahaya tersebut, berikut beberapa risiko menggunakan Telegram yang wajib diketahui setiap penggunanya.

1. Bot Telegram palsu

Salah satu yang membuat Telegram memiliki banyak pengguna adalah adanya bot yang cukup beragam.

Sebagai penyedia platform komunikasi, Telegram memperbolehkan pihak ketiga untuk membuat bot dan tidak memelihara bot yang bukan miliknya.

Sayangnya, bot tersebut terkadang dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan. Oknum tersebut menggunakan bot untuk membuat iklan palsu yang banyak memakan korban.

Bahkan, bot tersebut bisa digunakan untuk meraup keuntungan dari korbannya.

Meskipun tidak semua bot palsu dan berbahaya, bot yang terbukti palsu tersebut tentu sangat membawa kerugian bagi privasi dan keamanan Anda sebagai pengguna.

2. Link phising

Ketika ingin memakai platform satu ini, tidak jarang pengguna baru menanyakan apakah Telegram aman mengingat ada banyak kasus yang terjadi.

Pada dasarnya, Telegram termasuk platform menjamin privasi dan keamanan penggunanya.

Namun, setiap platform pasti memiliki risiko atau bahaya yang bisa saja terjadi tidak terkecuali Telegram. Salah satunya bahaya link phising yang paling umum dan marak terjadi di internet.

Dalam melancarkan aksinya, pelaku biasanya akan mengirimkan pesan berisi tautan yang harus diklik oleh korbannya.

Agar lebih menyakinkan, tidak jarang penipu membawa nama perusahaan atau platform resmi yang terkenal.

Ketika korban mengeklik tautan tersebut, data Anda sangat mungkin diretas oleh oknum tersebut. Maka dari itu, ada baiknya Anda tidak sembarangan mengakses tautan dari akun yang tidak dikenal.

3. Penipuan investasi

Salah satu modus penipuan yang banyak terjadi dan harus diwaspadai di Telegram adalah penipuan investasi. Ada cukup banyak grup investasi bodong yang menjerumuskan korbannya di Telegram.

Biasanya, penipu akan menciptakan rasa urgensi kepada korbannya untuk segera melakukan investasi. Tidak jarang, pelaku mengiming-imingi dengan keuntungan yang besar dan cepat.

Korban yang sudah terjerat nantinya akan diperas uangnya untuk melakukan sejumlah investasi yang diperintahkan. Oleh karena itu, Anda perlu berhati-hati pada ajakan investasi yang mencurigakan.

4. Penipuan peniruan identitas

Tidak jarang, pertanyaan mengenai apakah Telegram aman bermunculan di tengah maraknya kasus pelanggaran privasi di platform komunikasi.

Meskipun sudah terjamin keamanannya, Anda perlu bijak menggunakan platform ini agar terhindar dari bahaya.

Penipuan berkedok penipuan identitas menjadi contoh bahaya mungkin bisa dialami penggunanya. Penipu akan menyamar sebagai orang lain, seperti kerabat atau teman dekat untuk melakukan aksi kejahatan.

Bahkan, oknum tersebut kerap mengklaim dirinya sebagai pemerintah, pihak perusahaan, atau penegak hukum.

5. Penipuan berkedok like dan subscribe

Modus penipuan yang akhir-akhir ini terjadi adalah penipuan berkedok like dan subscribe. Penipuan digital ini banyak dilakukan lewat aplikasi perpesanan instan, termasuk Telegram.

Lewat pesan yang dikirimkan, pelaku mencoba untuk menawarkan pekerjaan mudah dengan imbalan yang menggiurkan. Hanya like dan subscribe saluran di YouTube, korban bisa mendapatkan komisi.

Untuk mendapatkan komisi yang lebih besar, pelaku akan mengajak korban untuk bergabung ke grup dan membayar deposit terlebih dahulu. Nominalnya juga makin lama makin tinggi.

Modus ini sudah banyak memakan banyak korban dengan jumlah kerugian yang tidak sedikit.

6. Penipuan hadiah

Wajar halnya apabila pengguna ragu untuk menggunakan platform ini dengan menanyakan apakah Telegram aman.

Pada dasarnya, aplikasi ini aman karena pihak pengembang sudah membekalinya dengan fitur keamanan yang sudah teruji. 

Namun, oknum-oknum tertentu terkadang memanfaatkannya untuk melakukan tindak penipuan. Sedikit di antaranya adalah penipuan hadiah yang sudah menjerat banyak pengguna Telegram.

Modus ini sangat umum dijumpai dengan menjerat korbannya dengan pesan memenangkan hadiah, tetapi harus membayar sejumlah uang untuk bisa mencairkannya.

7. Penipuan kencan

Selain mencari teman untuk mengobrol, Telegram juga dipakai penggunanya untuk mencari jodoh. Namun, Anda harus berhati-hati karena ada banyak modus penipuan yang berkedok kencan di Telegram.

Korban akan dimanipulasi untuk melakukan segala hal yang diperintahkan, termasuk memberikan uang dengan memberikan pujian dan cinta. 

Selain itu, penipuan kencan juga bisa membahayakan keamanan privasi Anda. Oleh karena itu, Anda perlu mewaspadai orang yang dikenal lewat platform satu ini.

Jadi, apakah Telegram Aman? Dari segi keamanan, pihak pengembang sudah membekalinya dengan berbagai fitur yang bisa menjaga privasi penggunanya. 

Namun, pengguna harus berhati-hati dalam menggunakan layanannya. Selain itu, mewaspadai risiko penipuan yang mungkin terjadi di sana.

Related Topics

TelegramKaiKai Now

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024