Menilik Aplikasi Super Logistik Maritim di Indonesia, Seperti Apa?
Aplikasi kolaborasi Google Cloud dan perusahaan Indonesia.
Jakarta, FORTUNE - PT Meratus Line berkolaborasi Google Cloud dan Metrodata Electronics membuat aplikasi super logistik maritim pertama di Indonesia. Platform ini menanamkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) ke dalam operasional aplikasi.
CEO PT Meratus Line, Farid Belbouab, menjelaskan cloud data terbuka dari Google Cloud memberdayakan staf perusahaan untuk mengembangkan aplikasi super dengan kecepatan dan ketangkasan yang lebih tinggi.
Dia menjelaskan, perusahaan akan terus bekerja sama dengan Google Cloud dan Metrodata dalam memperluas layanan distribusi logistik di seluruh Nusantara dan sekitarnya.
“Ini untuk mengoptimalkan proses bisnis dan menghadirkan pengalaman pelanggan kelas dunia yang terintegrasi,” ujarnya dalam keterangan pers, dikutip Rabu (22/2).
Presiden Direktur, PT Metrodata Electronics Tbk, Susanto Djaja, mengatakan pihaknya mendukung perjalanan digitalisasi Meratus dan upayanya membangun aplikasi super logistik maritim pertama di Indonesia. Ke depannya, aplikasi diharapkan dapat membawa customer-centricity ke tingkat berikutnya dan memperkuat posisi Meratus di industri.
Hingga saat ini Meratus mengoperasikan lebih dari 40 jaringan keagenan, dua terminal peti kemas, lebih dari 20 pusat logistik peti kemas, dan lebih dari 65 kapal, yang membantu memberikan layanan transportasi point-to-point meliputi jalur pelayaran domestik dan internasional.
Optimalisasi teknologi dalam aplikasi
Meratus juga menggandeng Google Cloud dalam pemanfaatan pusat data dan Google Kuberneter Engine (GKE) terkait penerapan aplikasi dan platform manajemen antarmuka pemrograman aplikasi (API) Apigee otomatis dalam memecah silo data internal.
Hasilnya, layanan Meratus dapat diakses oleh pelanggan melalui antarmuka aplikasi tunggal. Pengguna dapat melihat jadwal kapal terbaru, memesan kiriman, pemberitahuan setelah pesanan dikonfirmasi, dan melacak lokasi kargo saat kapal berada di laut.
Dengan GKE yang mengurangi kebutuhan akan konfigurasi IT backend manual, tim teknologi Meratus dapat menggunakan kembali waktu dan sumber daya mereka untuk mengembangkan fitur aplikasi super baru yang memberi nilai tambah bagi pelanggan.
Kolaborasi ini juga memanfaatkan basis data modern Google Cloud, sehingga memungkinkan Meratus beralih ke VisionAI dan mesin pembelajar atau machine learning yang telah dilatih untuk computer vision, bahasa, dan data terstruktur di platform Vertex AI.
Alat bertenaga AI itu akan memberi tim operasi Meratus visibilitas terperinci dan real-time ke dalam pasokan dan permintaan untuk berbagai jenis kapal dan kontainer pengiriman. Dengan begitu, tim Meratus bisa mencocokkan sumber daya yang tepat dengan jenis pengiriman yang sesuai.
Dengan pola pengidentifikasian Vision AI dari data sensor yang menunjukkan perubahan kondisi peralatan, khususnya degradasi atau keausan, staf Meratus dapat menentukan nilai aset logistik yang tersisa.
Country Director, Indonesia and Malaysia, Google Cloud Megawaty Khie berharap pihaknya dapat memperluas kolaborasi dengan Meratus. Selain itu, memajukan tujuan keberlanjutannya dengan teknologi cloud agar cita-cita menjadi pusat transshipment internasional dan pusat logistik maritim terintegrasi tercapai. “Perusahaan terus meningkatkan aplikasi super untuk melayani pelanggan dengan lebih baik," ujarnya.