Gairah Valentine, Awas Lima Bahaya pada Aplikasi Kencan Daring
Jangan mengumbar informasi pribadi.
Jakarta, FORTUNE – 14 Februari kesohor sebagai Hari Kasih Sayang atau Valentine's Day. Bagi yang merayakannya, baik bagi yang masih berpacaran atau sudah menikah, hari tersebut terhitung spesial.
Pun, bagi para jomlo, momen Valentine biasanya menjadi dorongan bagi mereka untuk segera mencari pasangan. Dan tidak seperti pada masa lalu yang jauh, kini mencari teman berkencan cukup mudah seiring dengan berkembangnya teknologi. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan mendaftar akun pada aplikasi kencan online, seperti Tinder, Bumble, Badoo, Ockupid, hingga Coffeee Meets Bagel.
Namun, seperti halnya produk teknologi informasi lain, dating apps juga menyimpan risiko penipuan. Menurut Kaspersky, perusahaan keamanan siber, pelaku kejahatan melancarkan serangannya kepada seseorang yang mencari teman melalui aplikasi.
Salah satu kasus penipuan melalui aplikasi kencan yang populer adalah yang kemudian menjadi judul film dokumenter Netflix berjudul The Tinder Swindler.
Film tersebut mengisahkan manipulasi canggih oleh Shimon Yehuda Hayut, yang mengaku sebagai orang superkaya Israel bernama Simon Leviev—taipan sekaligus CEO LLD Diamonds, perusahaan pemasok berlian. Dalam menjalankan aksinya, Shimon kerap berganti nama. Dia pun mengunjungi berbagai negara untuk menghilangkan jejak dan meyakinkan calon korbannya.
Jenis ancaman aplikasi kencan
Kaspersky membagikan lima ancaman siber yang mesti diwaspadai menjelang Hari Valentine, seperti dilansir dari Antara, Selasa (14/2).
- Phising
Penjahat siber tidak jarang membuat aplikasi kencan palsu yang menyerupai dating apps populer untuk mengelabui korban. Melalui situs buatan itu, mereka berniat jahat untuk mencuri identitas korban atau menipu sehingga mengakibatkan kerugian secara finansial.
- Aplikasi palsu
Para pelaku kejahatan siber bisa juga membuat aplikasi palsu yang meniru platform kencan populer—yang mirip seperti modus phishing. Namun, dalam aksi ini mereka menyebarkan aktivitas berbahaya seperti adware sehingga perangkat korban dipenuhi notifikasi, bahkan hingga Trojan Spies yang bisa memantau aktivitas online korban.
- Doxing
Praktik doxing adalah tindakan mengungkap dan membagikan informasi pribadi seseorang secara publik.
Dalam konteks kasus kencan online, informasi pribadi seseorang dapat dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan untuk melakukan pemerasan atau bahkan menyakiti individu tersebut. Maka, setiap individu yang menggunakan aplikasi kencan pun mesti berhati-hati dalam menceritakan dirinya.
- Cathfising
Cathfising merujuk pada tindakan memalsukan identitas untuk memikat korban. Praktik itu biasanya dilakukan untuk membangun hubungan romantis.
Pada praktiknya, pelaku cathifising biasanya menyodorkan profil yang menarik pada platform kencan daring. Tujuannya agar mereka bisa membuat korban mau berkomunikasi, termasuk memberikan informasi pribadi, dan tidak curiga.
Menurut Kaspersky, cathfishing juga bisa berupa email spam yang berpotensi menyebarkan malware, mencuri informasi, atau menipu sehingga korban memberikan uang.
- Stalkerware
Kaspersky menemukan 29.312 orang secara global terdampak stalkerware pada 2022.
Stalkerware merupakan perangkat lunak yang dipasang secara diam-diam untuk memantau aktivitas dan melacak lokasi pengguna.
Maka, agar tidak terjebak oleh beberapa ancaman siber tersebut saat perayaan Valentine, Kaspersky pun membagikan sejumlah petunjuk praktis. Misalnya, pengguna mesti senantiasa memverifikasi informasi dan profil lawan bicara di media sosial. Lalu, pengguna diminta tidak ragu untuk mengakhiri percakapan ketika menaruh curiga pada teman bicaranya.
Pengguna sebaiknya juga tidak terlalu mengumbar informasi pribadi terutama yang sensitif seperti alamat dan data keuangan. Selain itu, pengguna juga perlu berhati-hati terhadap permintaan bantuan berwujud, misalnya, uang dengan jumlah tidak masuk akal.