Buntut Penarikan Produk Ventilator, Philips Bakal PHK 4.000 Pekerjanya
Philips kehilangan 30 miliar euro akibat penarikan produk.
Jakarta, FORTUNE – Philips menyatakan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 4.000 karyawannya, atau setara dengan 5 persen dari total pekerja perusahaan yang mencapai 78.000 orang. Perusahaan teknologi ini terus menderita kerugian akibat masalah penarikan produk ventilatornya di pasaran.
“Kami sekarang mengalami penurunan penjualan selama lima kuartal, laba menurun, dan sekarang... [pada kuartal ketiga] kami juga merugi," kata CEO Philios, Roy Jakobs, yang baru menjabat seminggu, dalam sebuah wawancara, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (26/10).
Menurutnya, perusahaan mesti beroperasi dengan biaya operasional yang lebih efisien agar bisa mendulang keuntungan. “Saya juga mencari penyederhanaan organisasi,” ujarnya.
PHK ini akan menyasar pekerja terutama di Amerika Serikat dan Belanda. Lini bisnis yang membukukan penurunan penjualan pun akan menjadi prioritas untuk dilakukan efisiensi.
Menurut Jakobs, perusahaan menyadari adanya perlambatan permintaan di Cina dan Eropa Barat karena masalah kenaikan harga atau inflasi. Sementara, situasi permintaan di Amerika Utara “masih bertahan kuat”.
Perusahaan itu memperkirakan kebijakan restrukturisasi tersebut akan menelan biaya sekitar 300 juta euro pada kuartal mendatang, katanya.
Bisnis Philips
Perusahaan yang berkantor pusat di Belanda ini dilaporkan mengalami rugi bersih mencapai 1,33 miliar euro, atau berbanding terbalik dari laba 2,97 miliar pada periode sama tahun lalu (year-on-year/yoy), sebagaimana dilansir dari laman Business-Standard.
Penurunan lini bisnis Sleep & Respiratory Care, yang terjadi akibat penarikan produk ventilator perusahaan, ditengarai menjadi penyebab kerugian perusahaan.
Philips mesti kehilangan nilai pasar sekitar 30 miliar euro sejak peristiwa penarikan 5,5 juta ventilator pada Juni tahun lalu, menyusul kekhawatiran bahwa busa yang digunakan dalam mesin ventilator tersebut dapat menjadi racun.
Menurut Jakobs, prioritas utama perusahaan saat ini adalah segera memperbaiki reputasi perusahaan dengan memastikan penarikan akan selesai secepat mungkin.
Pada saat sama, Philips juga berupaya menyelesaikan masalah rantai pasokan, termasuk masalah kekurangan komponen seperi semikonduktor.
Sebagai tambahan, menurut data dari GrandViewResearch, pasar mesin ventilator secara global diprediksi mencapai US$5,79 miliar pada 2021. Sektor ini ditaksir akan mengalami pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) 4,8 persen pada kurun 2022 hingga 2030.
Philips tergolong ke dalam penghasil ventilator terbesar dunia. Menurut laporan Verified Market Research, terdapat setidaknya lima produsen ventilator teratas sejagat, yakni Becton Dickinson, Philips, Hamilton Medical, Fisher & Paykel Healthcare, dan Draeger.