Diguyur Investor Eropa $65 Juta, Insurtech Qoala Fokus untuk Tumbuh
Qoala menyatakan komitmen untuk memudahkan akses asuransi.
Jakarta, FORTUNE – Qoala, perusahaan rintisan teknologi asuransi (insurance technology/insurtech), berhasil mengantongi pendanaan seri B senilai US$65 juta atau hampir Rp950 miliar. Pendanaan startup tersebut dipimpin oleh Eurazeo, perusahaan investasi asal Prancis.
Di saat sama, sejumlah investor yang telah menanamkan modalnya turut berpartisipasi, di antaranya Flourish Ventures, KB Investment, MassMutual Ventures, MDI Ventures, SeedPlus, dan Sequoia Capital India. Selain itu, BRI Ventures, Daiwa PI Partners, Indogen Capital, Mandiri Capital Indonesia, dan Salt Ventures tercatat sebagai investor baru.
Tara Reeves dari Eurazeo memberikan penekanan Qoala berbeda dari perusahaan insurtech lain. Pasalnya, perusahaan rintisan ini memiliki tim dan layanan yang beragam serta unit ekonomi yang menjanjikan di tengah pandemi COVID-19.
“Dengan kehadiran Qoala secara regional serta prediksi pertumbuhan yang cepat, kami optimistis untuk memimpin putaran pendaan ini dan mendukung Qoala,” ujarnya dalam rilis kepada media, Kamis (12/5).
Qoala mendistribusikan asuransi ritel untuk produk mobil, sepeda, rumah, dan kesehatan melalui platform omnichannel di Indonesia, Thailand, dan Malaysia sejak tahun lalu. Startup ini berkomitmen untuk membuat asuransi mudah diakses dan dipahami serta membantu proses klaim konsumen lebih lancar.
Pertumbuhan bisnis
Qoala menyatakan berhasil tumbuh 30 kali lipat sejak pendanaan seri A pada April 2020. Kinerja tersebut diklaim yang tercepat untuk perusahaan insurtech Asia Tenggara.
Saat ini total tenaga pemasar Qoala mencapai 50 ribu orang serta didukung oleh lebih dari 50 perusahaan asuransi terpercaya. Selain itu, startup ini juga menyediakan beberapa produk asuransi mikro inovatif melalui kemitraan dengan Traveloka, Redbus, DANA, JD.ID, Shopee, Kredivo, dan Investree.
Tommy Martin, Co-founder dan COO Qoala, menyebut perseroan merupakan satu-satunya insurtech yang memiliki lisensi di tiga negara Asia Tenggara. Bisnis perseroan di Thailand, misalnya, juga tumbuh tiga kali lipat sejak bergabung dengan startup Fairdee pada Februari 2021.
Tommy lantas mengatakan, melalui sokongan dana segar, perusahaan positif untuk mempertahankan pertumbuhan. “Hal ini memberi kami keyakinan akan kemampuan ekspansi Qoala di Asia Tenggara,” katanya.
Rencananya, Qoala akan menggunakan pendanaan ini untuk untuk memperluas jangkauan di Asia Tenggara, termasuk dalam pengembangan teknologi dan pelayanan untuk mengurangi hambatan dalam akses asuransi. Tak hanya itu, perusahaan rintisan ini berencana untuk menambah karyawan dan investasi di bidang teknologi dan produk.
Dikutip dari berbagai sumber, ada belasan perusahaan insurtech di Indonesia, di antaranya: PasarPolis, CekPremi, LifePal, Asuransiku, Fuse, Tanamuduit, Prixa.ai, Cermati, CekAja, Futuready.
Menurut laporan bertajuk Insurtech Ecosystem in Indonesia Mei 2021, pasar asuransi Indonesia diperkirakan menghasilkan pendapatan premi (gross) US$20,8 miliar atau lebih dari Rp300 triliun. Sedangkan, tingkat pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate/CAGR) pada kurun 2016 sampai 2020 diperkirakan 3,9 persen.