TECH

Janji Kominfo Implementasi 5G Mulai Merata di RI pada 2025

5G menawarkan sejumlah keunggulan teknologi.

Janji Kominfo Implementasi 5G Mulai Merata di RI pada 2025Ilustrasi 5G. Shutterstock/Fit Ztudio
08 February 2022

Jakarta, FORTUNE – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menargetkan implementasi jaringan 5G mulai merata untuk masyarakat umum di seluruh wilayah Indonesia pada 2025.

Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kominfo, Ismail, mengatakan pemerintah merekam pengalaman pengembangan 4G yang membutuhkan waktu enam hingga tujuh tahun. Karena itu, menurutnya, pengembangan 5G diharapkan dapat lebih cepat dan sudah dilaksanakan pada 2021.

“Kami harapkan 2024 sampai 2025 sudah bisa meluas dan merata seperti halnya kondisi 4G seperti sekarang,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (8/2).

Implementasi 5G telah ditandai partisipasi operator telekomunikasi seperti Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat, komersial. Mereka telah menyediakan jaringan di sejumlah kota lewat pembangunan spot area tahun lalu. 

Berdasarkan Laporan Tahunan Kominfo 2020, Indonesia membutuhkan total bandwith 1.882 MHz pada 2024 demi menunjang pertumbuhan traffic data era 5G. Per akhir 2020, capaian spektrum frekuensi radio untuk keperluan mobile broadband tersebut mencapai 767MHz dengan target minimal spektrum frekuensi radio 1.310 MHz pada 2020-2024 dan akumulasi bandwidth 2.047 MHz.

Menurut Kominfo, regulasi atau kebijakan serta percepatan 5G akan disiapkan tahun ini. Lalu, perencanaan 11 lokasi untuk 5G akan berlangsung pada 2023 dan implementasi 5G di 13 lokasi bakal dilakukan pada 2024 di ibu kota negara (IKN), 6 ibu kota provinsi di pulau Jawa, 5 destinasi wisata super prioritas, dan satu industri manufaktur.

Sejumlah keunggulan 5G

Menurut Ismail, saat Indonesia bermigrasi dari teknologi 3G ke 4G, sebagian besar isunya hanya menyangkut kecepatan termasuk peningkatan pengalaman pengguna (user experience).

Namun, menurutnya, 5G memiliki banyak keunggulan di samping soal kecepatan data, seperti kecepatan transformasi informasi dengan latensi yang sangat rendah. Teknologi jaringan sama juga sanggup menangani jumlah perangkat (devices) dalam jumlah sangat besar.

“Oleh karena itu, ini membuat pilihan-pilihan dalam 5G menjadi sangat beragam. Jadi ada pilihan untuk smart city, misalnya, yang memberikan kemampuan untuk meng-handle device dengan sangat luas atau misalnya autonomous vehicle. Kita bisa memberikan layanan-layanan baru yang critical terhadap waktu, terhadap delay time, dan mobil tanpa supir, tanpa awak dan sebagainya,” ujarnya.

Manfaat lain teknologi 5G yang juga telah menjadi isu saat ini adalah penggunaan virtual reality dan augmented reality yang lalu diterjemahkan dalam bentuk metaverse—ruang virtual tanpa batas di internet.

Jadi, menurut Ismail, 5G memang merupakan salah satu alternatif teknologi yang perlu dipersiapkan dengan baik. Menurutnya, pemerintah tidak ingin mengimplemenasikan 5G pada saat belum siap, namun juga tak ingin tertinggal dari penerapan teknologi jaringan yang sudah dikembangkan oleh banyak negara maju.

Studi dari University of Zurich dan Empa, mengasumsikan dengan 5G terdapat peningkatan sekitar delapan kali lipat lalu lintas data di masa depan. Situasi ini memungkinkan penciptaan aplikasi inovatif yang mendorong aktivitas manusia lebih fleksibel, seperti pertanian presisi serta ramah lingkungan, kemudi otonom (autonomous driving), bedah jarak jauh (telesurgery), dan bangunan cerdas (smart building).

Sementara itu, situs pengujian kecepatan internet, Speedtest.net, menyebutkan per akhir tahun lalu, jaringan 5G telah menyebar di 112 negara, naik dari 99 negara periode sama tahun lalu. Ada lima negara setidaknya yang memiliki persentase pengguna 5G tertinggi, yaitu: Amerika Serikat (49,2 persen), Belanda (45,1 persen), Korea Selatan (43,8 persen), Kuwait (35,5 persen), dan Qatar (34,8 persen).

Menurut Speedtest.net, rata-rata kecepatan download 5G saat ini mencapai 166.13 Mbps, sedangkan upload sebesar 21.08 Mbps. Korea Selatan menjadi negara dengan laju download tercepat yaitu sebesar 492,48 Mbps, diikuti Norwegia (426,75 Mbps), UEA (409,96 Mbps), Arab Saudi (366,46 Mbps), dan Qatar (359,64 Mbps).

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.