Mengenal Minting NFT dalam Aset Digital: Pengertian & Tujuan
Minting merupakan proses pencetakan NFT.
Jakarta, FORTUNE – Aset yang tidak dapat dipertukarkan atau NFT dilahirkan dari teknologi blockchain. Kehadirannya di Indonesia populer terutama pada 2021 dan paruh awal 2022. Kala itu, NFT digadag-gadang akan mengambil alih dunia aset digital dan mengubah praktik jual-beli di antara para kreator.
Bagi siapa pun yang berminat membuat NFT, perlu kiranya mengetahui proses pembuatannya—kerap disebut minting. Namun, sebelum membahas proses tersebut, akan diulas terlebih dahulu mengenai pengertian NFT.
Sesuai namanya, NFT merupakan token yang tidak dapat dipertukarkan. Aset tersebut memiliki keunikan terkait dengan manfaat digital (kadang fisik) yang menujukkan kepemilikan.
Kata non-fungible dalam NFT merujuk pada keunikan, karakteristik khas, dan tidak dapat dipertukarkan. Misalnya begini. Lukisan Mona Lisa asli tidak dapat dipertukarkan dengan lukisan reproduksinya di pasar luas. Sebab, lukisan tersebut otentik, dan hanya satu-satunya di dunia.
Sedangkan, token merupakan semacam kontrak yang memberikan keuntungan bagi pemiliknya. Misalnya, selembar tiket konser Dewa 19 dapat dianggap sebagai token yang memberikan keuntungan bagi pemegangnya supaya mendapat akses masuk ke lokasi pertunjukan.
Jadi, NFT adalah aset digital berisi ciri-ciri unik berbentuk kode dan disimpan pada blockchain dalam bentuk kontrak (smart contract). Pemiliknya pun mendapat manfaat darinya. Para pemiliknya itu dapat disebut kolektor NFT.
Satu barang NFT dapat menjadi kepemilkan satu pihak pada suatu waktu—yang diamankan dalam suatu jaringan blockchain Ethereum. Sekali NFT tersegel pada jaringan itu, tidak ada yang dapat mengubah riwayat kepemilikannya. Dengan begitu, orang lain takkan bisa menggandakan NFT tersebut.
Minting NFT
Lantas, minting NFT merujuk pada proses pembuatan ataupun pencetakan NFT yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Dalam implementasinya, minting merupakan proses mengubah seni menjadi berbentuk digital versi NFT, serta ditambahkan pada jaringan blockchain, sebagaimana dilansir dari laman Pintu.
Dalam pengertian sederhana, minting NFT mengacu pada proses mengubah file digital menjadi aset digital yang disimpan pada blockchain. Nantinya, barang yang diunggah tersebut akan disimpan dalam database terdesentralisasi. Dengan begitu, aset digital tersebut tidak dapat diedit, dimodifikasi, atau bahkan dihapus.
Menurut laman Coinvestasi, tidak ada waktu pasti akan berapa lama proses minting tersebut terjadi. Proses pencetakan aset digital itu pada dasarnya cepat, yakni bisa kurang dari satu jam, dan relatif mudah.
Usai proses pencetakan, aset digital tersebut nantinya menjadi token (yang tidak dapat dipertukarkan). Setelah itu, para pencipta NFT dapat menjualnya di lokapasar NFT.
Lantas, apa saja barang yang bisa dicetak menjadi NFT? Sebenarnya segala yang unik, dan tidak dapat dipertukarkan dapat ‘”ditandai” di dunia NFT, dari karya seni, termasuk foto, gambar, musik; barang koleksi, hingga properti.
Berikut cara melakukan minting NFT sebagaimana dilansir dari berbagai sumber.
1. Memilih item untuk dibuat sebagai NFT
Langkah pertama untuk melakukan minting NFT adalah memilih asetnya terlebih dulu, seperti foto, video, gim, GIF, dan lain-lain.
Siapa pun perlu memastikan telah memiliki hak kekayaan intektual sebelum membuat asetnya menjadi NFT demi menghindari permasalahan hukum dan legalitas.
2. Memilih platform blockchain
Tahapan berikutnya adalah memilih platform blockchain. Pilihannya beberapa, mulai dari jaringan Ethereum, Binance Smart Chain, dan Polygon, sebagaimana dilansir dari laman Coinvestasi.
Setiap jaringan blockchain memiliki fitur yang berbeda dalam soal soal kecepatan dan biaya gas (gas fee).
3. Memilih lokapasar NFT
Selanjutnya, pencipta NFT dapat memilih marketplace untuk melakukan pencetakan NFT. Sejumlah marketplace NFT yang menggunakan jaringan Ethereum adalah OpenSea, Rarible, dan Mintable.
Sementara itu, untuk minting di blockchain Binance Smart Chain, beberapa marketplace NFT yang ada saat ini adalah BakerySwap, Juggerworld, dan Treasureland, seperti dikutip dari laman Pintu.