Mengenal Perbedaan Digitisasi, Digitalisasi, dan Transformasi Digital
Digitalisasi membantu proses bisnis jadi efisien.
Jakarta, FORTUNE – Perkembangan teknologi digital menciptakan proses digitisasi dan digitalisasi dalam kehidupan masyarakat. Meski kedua proses itu telah banyak membantu kehidupan manusia, namun ada perbedaan mendasar di dalamnya, baik dari segi pengertian maupun contoh kasus. Pun, dalam konteks bisnis, digitisasi dan digitalisasi ini bisa membantu operasional bisnis yang lebih mudah dan efisien.
Jadi, digitisasi merujuk kepada proses memindahkan informasi dari bentuk fisik ke digital. Dalam arti lain, digitisasi merupakan upaya menggunakan perangkat untuk mengubah sesuatu yang bukan digital menjadi digital. Dengan begitu, sesuatu hal itu bisa digunakan pada perangkat, seperti komputer, maupun jaringan digital pada umunya, sebagaimana dilansir dari laman Mekari.
Laman Kompas Tekno melansir, digitisasi dapat berarti pengalihan atau konversi dokumen maupun data yang telah ada dalam bentuk analog ke bentuk digital. Sebagai penjelas, data analog merupakan data yang memiliki representasi secara fisik. Nantinya, setelah data analog itu diubah menjadi digital melalui bantuan perangkat, data tersebut akan menjadi kode binar tunggal untuk diproses dan disimpan dalam jaringan.
Sementara, digitalisasi merupakan proses selanjutnya dari praktik digitisasi secara menyeluruh. Itu juga dapat dianggap sebagai penerapan ataupun penggunaan informasi yang telah menjadi digital.
Jika digitisasi memberikan penekanan pada informasi yang telah ada yang diubah ke digital, maka digitalisasi merujuk kepada proses pengalihan informasi dari bentuk analog ke digital secara masif.
Dalam konteks bisnis, digitalisasi berkenaan dengan pemberdayaan, peningkatan, atau perubahan ukuran bisnis dengan memanfaatkan inovasi digital, sebagaimana dilansir dari situs web Power Commerce Asia.
Contoh dan manfaat digitisasi dan digitalisasi
Perusahaan melalui digitisasi bisa mengubah setiap dokumen fisik menjadi digital, dan mengunggah serta menyimpannya ke platform seperti komputasi awan, termasuk Google Drive dan Dropbox.
Nantinya, dokumen tersebut dapat dibagikan dan diakses oleh karyawan. Pada gilirannya, itu dapat meningkatkan produktivitas kerja dan efisiensi, menurut laman Mekari Sign.
Proses digitisasi ini bisa dengan mudah ditemukan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Misalnya saja, saat seseorang mencoba untuk memindai gambar di komputer dengan menggunakan alat scanner. Contoh lain adalah memindah dokumen kertas dan menyimpannya pada hard drive komputer sebagai dokumen digital. Digitisasi juga terjadi ketika mencatat data secara manual, lalu dipindahkan ke aplikasi Microsot Excel.
Menurut laman Kompas Tekno, digitisasi secara keseluruhan bermanfaat membuat data yang lebih mudah diakses melalui perangkat komputer, lebih mudah dibagikan, dan mudah disimpan.
Untuk kasus digitalisasi, perusahaan yang menerapkannya bisa dilihat dari pengadopsian teknologi dan data digital untuk keseluruhan operasional bisnisnya. Melansir situs web phintraco.com, digitalisasi memungkinkan peningkatan bisnis, pendapatan, dan penciptaan budaya digital.
Jika perusahaan telah berada dalam tahap digitalisasi, perusahan itu sangup untuk mengubah proses bisnis menjadi lebih efisien, produktif, dan menguntungkan.
Contoh digitalisasi bisnis adalah penggunaan cloud untuk keperluan bisnis termasuk dalam rangka mengambil keputusan berbasis data.
Pengertian transformasi digital
Lantas, bagaimana dengan transformasi digital? Mengutip studi bertajuk Digital Transformation: A Roadmap for Billion-dollar Organizations yang dirilis Capgemini Consulting—perusahaan konsultansi dan jasa teknologi informasi asal Prancis— transformasi digital adalah perubahan organisasi yang melibatkan orang, proses, strategi, struktur, melalui penggunaan teknologi dan model bisnis untuk meningkatkan kinerja.
Penggunaan teknologi secara radikal dalam proses tranformasi ini dapat melingkupi kegiatan analitik, mobilitas, media sosial, hingga perangkat tersemat cerdas untuk mengubah hubungan dengan pelanggan, budaya dan proses internal serta proposisi nilai-nilai organisasi.
Tentunya, transformasi digital membutuhkan upaya besar agar ia bisa berjalan sukses. Namun, hasil studi menunjukkan bahwa para eksekutif perusahaan bersepakat tentang tiga pilar penting dalam menjalankannya, antara lain: pengalaman pelanggan, proses operasional, dan bisnis model.
Tiap pilar tersebut memiliki elemen-elemen penting dalam meningkatkan kapabilitas digital perusahaan.