Modal Ventura Binance Raup Dana Rp7,2 Triliun, Fokus Investasi Web3
Binance Labs memiliki ratusan portofolio proyek.
Jakarta, FORTUNE – Binance Labs baru saja meraup dana segar US$500 juta atau lebih dari Rp7,2 triliun. Perusahaan modal ventura dari Binance, platform pertukaran kripto terbesar di dunia, akan memanfaatkan pendanaan tersebut untuk memperluas penggunaan aset kripto, termasuk mendorong adopsi blockchain dan teknologi Web3.
Pendanaan tersebut didukung oleh investor institusi global seperti DST Global Partners dan Breyer Capital serta sejumlah private equity fund dan perusahaan keluarga.
Menurut Changpeng Zao, Founder dan CEO Binance, pendanaan tersebut akan menyokong upaya perusahaan dalam menemukan serta mendukung proyek Web3 di pelbagai sektor seperti keuangan terdesentralisasi (decentralized finance/DeFi), aset yang tidak dapat dipertukarkan (non-fungible token/NFT), gim, dan metaverse.
“Dalam lingkungan Web3, hubungan antara nilai, orang, dan ekonomi sangat penting. Jika ketiga elemen ini bersatu untuk membangun ekosistem, itu akan mempercepat adopsi massal teknologi blockchain dan kripto,” kata Zao, seperti dikutip dari laman Bankless Times, Kamis (2/6).
Rencananya, menurut Zao, Binance akan menggelontorkan dana tersebut ke perusahaan rintisan di tiga tahap berbeda, yakni inkubasi, usaha tahap awal (early-stage venture), dan pertumbuhan tahap akhir (late-stage growth).
Binance Labs telah aktif berinvestasi di startup mulai 2018. Venture capital ini telah mendukung lebih dari 100 proyek di 25 negara, dengan sejumlah portofolio seperti 1 inci, Audius, Axie Infinity, Dune Analytics, Elrond, Injective, Polygon, Optimism, The Sandbox, dan STEPN.
Tren pendanaan startup blockchain
Pendanaan untuk Binance Labs datang di tengah kondisi pasar aset kripto yang tengah bergolak, demikian laman Tech Crunch. Meski begitu, Direktur Eksekutif Investasi dan M&A Binance Labs, Ken Li, mengatakan perseroan senantiasa mendukung para pemimpin perusahaan rintisan terlepas dari situasi di pasar.
“Pada akhirnya perspektif kami adalah bisnis seperti biasa, dan kami akan terus bermitra dengan para pendiri yang paling menjanjikan dan fokus jangka panjang untuk membawa proyek ke pasar secara berkelanjutan,” ujar Li.
Jumlah pendanaan kripto yang belakangan dikumpulkan tak sedikit. Andreesen Horowit, perusahaan modal ventura dari Amerika Serikat, misalnya, baru-baru ini mengumumkan pendanaan US$4,5 miliar atau lebih dari Rp65 triliun.
Pekan lalu, Old Fashion Research meluncurkan pula dana ventura US$100 juta atau sekitar Rp1,5 triliun. Menurut Managing Partner Old Fashion Research, Ling Zhang, pendanaan itu akan berfokus pada metaverse serta mendorong adopsi aset kripto lebih luas. Sebelumnya, Ling Zhang merupakan Wakil Presiden M&A dan Investasi di Binance.
Menurut data dari Pitchbook, US$2 miliar atau lebih dari Rp29 triliun modal telah dikumpulkan di 164 transaksi di ekosistem blockchain dan aset kripto bulan lalu. Lalu, ada US$15 miliar atau sekitar Rp218 triliun total modal yang dikumpulkan tahun ini, ketimbang US$12 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Sebagai perbandingan, menurut laporan dari Galaxy Digital Research bertajuk 2021: Crypto VC’s Biggest Year Ever, tahun lalu venture capital menggelontorkan dana US$33 miliar atau lebih dari Rp473 triliun ke dalam perusahaan rintisan berbasis blockchain.