OpenSea Kembalikan Dana Rp25,7 Miliar Kepada Pengguna
Fitur OpenSea mengalami gangguan yang merugikan pengguna.
Jakarta, FORTUNE – OpenSea, lokapasar non-fungible token (NFT), mengembalikan dana US$1,8 juta atau lebih dari Rp25 miliar dalam bentuk Ethereum kepada pengguna.
Langkah itu diambil karena platform tersebut mengalami eksploitasi. Maksudnya, terjadi gangguaan yang memungkinkan pengguna untuk membeli NFT dari pengguna lain dengan harga jauh di bawah nilai pasar. Akibatnya, terjadi kerugian investasi.
Menurut laporan Elliptic, yang dikutip oleh laman GoBankingRates, Kamis (3/2), NFT dengan nilai pasar US$1,1 juta dibeli dengan metode tersebut pada akhir Januari. Namun, OpenSea telah mengembalikan dana dimaksud, bahkan melebihi nominalnya.
Setidaknya terdapat lima pengguna yang telah mengeksploitasi celah ini untuk membeli minimal 12 NFT di bawah harga pasar. Sejumlah NFT itu tergolong sebagai blue chip, termasuk Bored Ape Yacht Club, Mutant Ape Yacht Club, Cool Cats, dan Cyberkongz, yang dijual dengan harga rendah tanpa sepengetahuan penjual.
Gangguan terjadi pada transaksi dompet NFT
Fortune.com memuat ilustrasi lebih terperinci mengenai kasus eksploitasi barusan. Di OpenSea, penjual yang ingin membatalkan listing harus mengirim pesan melalui blockchain, dan aksi itu dikenai biaya transaksi. Namun, pengguna NFT cenderung memiliki banyak dompet, dan memindahkan barang ke dompet yang berbeda dapat menjadi cara menghindari biaya.
Namun, fitur yang terganggu tersebut telah mempengaruhi pengguna yang mentransfer NFT mereka yang sudah terdaftar ke dompet lain, tanpa membatalkan listing lama. Celah itu pun dimanfaatkan. .
Kauss Robert Garcia (39) bisa jadi contoh. Dia secara tidak sengaja menjual NFT Ape Mutannya seharga 4,7 Ethereum atau setara US$11.300 (Rp161,59 juta). Tahun lalu dia telah mentransfer NFT ke dompet terpisah tanpa membatalkan listing sebelumnya karena dia harus membayar biaya transaksi.
Garcia mengatakan dia mengirim email ke OpenSea segera setelah kecelakaan penjualan itu. Sebagai tanggapan, platform tersebut menawarkan pengembalian dana 13,8 Ethereum.
Dalam surat sama, OpenSea menyatakan tidak dapat membatalkan listing atas nama pengguna karena memerlukan tanda tangannya. Platform itu juga meminta maaf karena tidak menjelaskan dengan jelas proses pembatalan listing.
Respons dan antisipasi OpenSea
Celah pada fitur OpenSea dianggap menunjukkan sejauh mana keputusan pengalaman pengguna (user-experience) yang dibuat oleh platform tersebut dapat menyebabkan kesalahan serius, bahkan oleh pelanggannya yang paling canggih.
Sejak masalah tersebut mengemuka, OpenSea menyatakan langsung menghubungi pengguna terdampak dan mengganti biayanya. Platform turut menambahkan menu "Daftar" di profil pengguna yang memungkinkan mereka meninjau daftar aktif dan tidak aktif NFT masing-masing.
Untuk mencegah kesalahan sama terjadi dua kali, OpenSea melakukan sejumlah perbaikan. Caranya adalah dengan mengubah durasi pencatatan default dari enam bulan menjadi satu bulan serta membangun dashboard ke dalam profil pengguna. Dengan dasbor tersebut, pengguna dapat melihat semua listing dan meniadakan yang tidak lagi relevan. OpenSea juga memberikan peringatan bagi pengguna saat mentransfer NFT dari dompetnya.
Apresiasi terhadap OpenSea
Robert Powers, Director of Decentralized Media di platform penerbitan NFT Vivid Labs, mengatakan, OpenSea harus diapresiasi karena mengganti uang pengguna yang dirampas penjahat. Pasalnya, kesalahan sepertinya tidak ada di pihak pengguna.
Kebijakan tersebut “akan menumbuhkan kepercayaan pengguna dan lebih umum lagi dalam ruang NFT,” kata Powers.
NFT hampir pasti akan menemukan sejumlah besar pembeli dan pengguna barunya, baik dalam hitungan bulan atau tahun. Karena itu, sangat penting bagi industri untuk membangun platform teraman bagi NFT.
Menurut data dari DappRadar, pelacak pasar yang mengumpulkan data NFT di sepuluh blockchain, penjualan NFT pada 2021 mencapai US$25 miliar atau lebih dari Rp350 triliun. Padahal, tahun sebelumnya hanya US$94,9 juta.