Pemerintah Bakal Bikin Desain Ibu Kota Baru Versi Metaverse
Metaverse merupakan ruang virtual tanpa batas.
Jakarta, FORTUNE – Pemerintah Indonesia tampaknya tak ingin ketinggalan dengan perkembangan terbaru dalam urusan teknologi seperti blockchain. Buktinya, dalam proses membangun ibu kota negara (IKN), pemerintah menyatakan bakal mempersiapkan rancangannya dalam bentuk metaverse.
“Kita kemarin sudah luar biasa heboh dengan hologram, tapi sekarang sudah ada dan kami sedang mempersiapkan IKN bentuk metaverse,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa, dalam rapat bersama Pansus IKN, Kamis (13/1), seperti dikutip Antara.
Suharso mengatakan saat ini telah terbentuk tim penyusun desain metaverse IKN baru yang hasilnya ditargetkan bakal muncul sekitar empat bulan lagi.
“Jadi bukan lagi dalam bentuk maket dan hologram,” ujarnya.
Pengertian metaverse
Metaverse merupakan ruang virtual di internet. Secara bahasa metaverse berasal dari kata “meta” yang berarti melampaui, dan “verse” yang merupakan alam semesta. Dengan kata lain, metaverse merupakan sebuah ruang yang melampaui semua hal yang terlihat di dunia ini. Artinya, metaverse merupakan ruang tanpa batas.
Melansir Investopedia, metaverse merupakan ruang virtual yang mencakup pelbagai teknologi, seperti media sosial, gim, augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan kripto. Dengan sejumlah teknologi tersebut, memungkinkan pengguna berinteraksi secara virtual.
Jadi, jika disederhanakan, metaverse adalah dunia virtual yang saling terhubung dan tanpa akhir. Ruang itu memungkinkan warga beraktivitas layaknya di dunia nyata atau fisik. Sebut saja, bertemu dengan orang, bekerja, bermain gim, dan lainnya. Metaverse ini juga bekerja secara real time. Dengan demikian, waktu metaverse dengan dunia nyata bersambungan.
Dalam mengakses metaverse, pengguna akan diwakili sebuah karakter virtual yang lazim disebut avatar.
Berbagai gim populer seperti Minecraft, Roblox, atau Sims, dapat mewakili pengalaman akan metaverse. Jadi, metaverse sebenarnya bukan hal baru, dan masih akan terus berkembang.
Para pemain metaverse
Istilah metaverse pertama kali diperkenalkan oleh Neal Stephenson dalam novelnya yang berjudul Snow Crash pada 1992. Di situ ia melukiskan metaverse sebagai situasi ketika manusia—yang diwakili avatarnya—berinteraksi satu sama lain dalam ruang virtual tiga dimensi.
Namun, metaverse jadi populer belakangan berkat Facebook. Marck Zuckerberg, sang CEO, mengubah jenama Facebook menjadi Meta Plaftorms Inc, pada Oktober tahun lalu. Dalam definisi Facebook, metaverse merupakan serangkaian ruang virtual tempat manusia dapat membuat dan menjelajahinya dengan orang lain tanpa berada di ruang fisik sama pada saat sama.
“Di metaverse, Anda akan dapat melakukan hampir semua hal yang dapat Anda bayangkan —berkumpul dengan teman dan keluarga, bekerja, belajar, bermain, berbelanja, berkreasi—serta pengalaman baru yang sama sekali tidak sesuai dengan cara kita berpikir tentang komputer atau ponsel saat ini,” demikian pernyataan Zuckerberg.
Sejumlah perusahaan teknologi lain juga berambisi menciptakan metaverse, seperti Epic Games (pembuat gim fortnite), Nianitic’s Pokemon Go, Nvidia, Microsoft, dan Apple.
Bahkan, Nike, jenama sepatu dan sportswear terkemuka, kabarnya juga bakal terjun ke dunia metaverse. Mereka bakal merilis NIKELAND, ruang virtual yang menghadirkan gedung dan arena olahraga Nike digital. Dalam ruang ini, para penggunanya bisa mengikuti sejumlah gim.