RI Bidik Potensi Kerja Sama dengan AS dalam Industri Semikonduktor
Nilai investasi AS ke RI mencapai US$2,54 miliar.
Jakarta, FORTUNE – Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan pemerintah membidik kerja sama dengan Amerika Serikat di pelbagai sektor industri termasuk semikonduktor. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam lapangan usaha ini.
Pernyataan Menperin ini disampaikan dalam pertemuan bilateral pada Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIMM), rangkaian Presidensi G20 Indonesia di Bali. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dan Menteri Perindustrian bertemu dengan U.S Trade Representative Ambassador, Katherine Tai.
Menurut Agus, AS merupakan mitra strategis karena sejumlah produsen semikonduktor yang cukup besar berada di sana, di antaranya Intel, Micron Technology, Qualcomm, Broadcom, Texas Instruments, dan NVIDIA.
“Indonesia memiliki sumber daya bahan baku seperti pasir silika yang melimpah di beberapa wilayah Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Investasi yang akan hadir nanti diharapkan dapat memperkuat rantai nilai di sektor-sektor industri lainnya, seperti otomotif, komunikasi, dan elektronik,” kata Agus dalam keterangan yang dikutip Jumat (23/9).
Kementerian Perindustrian pun telah menyusun peta jalan jangka menengah untuk 2020 sampai 2030 demi mengembangakan industri semikonduktor di dalam negeri. Bahkan, pemerintah mengaku bakal memberikan sejumlah insentif kepada investor industri semikonduktor.
Kerja sama IPEF
Menurut data, investasi AS di Indonesia tahun lalu mencapai US$2,54 miliar yang terdiri dari 824 proyek.
Sedangkan, total perdagangan nonmigas Indonesia dengan Negeri Paman Sam pada periode sama mencapai US$37 miliar, atau naik 36 persen ketimbang tahun sebelumnya. Lalu, sepanjang Januari-Juni tahun ini, nilai perdagangan Indonesia-AS tumbuh 19 persen dalam setahun (YoY) menjadi US$20,3 miliar.
Dalam kesempatan sama, baik pemerintah Indonesia dan AS berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan kerja sama lewat Indo-Pacific Economic Framework (IPEF). Kerangka kerja sama itu dianggap dapat menjadi respons yang tepat dalam menilai kondisi dan dinamika global saat ini.
Lebih jauh, kerja sama itu mendorong semua negara mengedepankan kemitraan yang lebih erat dalam menciptakan keseimbangan, kemakmuran, dan pembangunan yang berkeadilan terutama di kawasan Indo-Pacific.
“Menindaklanjuti apa yang sudah disepakati pada IPEF Ministerial Meeting di Los Angeles beberapa waktu lalu, pemerintah Indonesia menyampaikan kesiapan dan menegaskan komitmennya untuk mengikuti seluruh pilar IPEF,” kata Airlangga.
Sementara itu, Katherine menyampaikan apresiasinya atas partisipasi serta keterlibatan Indonesia dalam mendorong bukti konkret dari kerja sama IPEF.
“Berbagai tantangan yang dihadapi saat ini diharapkan akan menjadi kesempatan dan peluang dalam membangun kerja sama multilateral yang lebih baik, dan mampu berkontribusi besar dalam menyelesaikan berbagai permasalahan global,” ujarnya.