Hacker dan cracker adalah seseorang yang sama-sama memiliki kemampuan tentang pemrograman. Akan tetapi, nyatanya keduanya sangat berbeda.
Baru-baru ini, Indonesia dihebohkan dengan kasus hacker Bjorka. Ia berhasil meretas dan menjual banyak data masyarakat Indonesia, termasuk data orang-orang penting di situs gelap.
Bjorka adalah sosok hacker yang sangat viral di media sosial karena berhasil meretas data milik pemerintah hingga dokumen rahasia milik Presiden Jokowi.
Salah satu data yang diungkap oleh sosok ini adalah identitas yang diduga menjadi dalang kasus pembunuhan Munir.
Selain itu, Bjorka juga sempat menghebohkan jagat maya dengan membocorkan nomor telepon orang-orang penting di pemerintahan, seperti Denny Siregar, Luhut Binsar Pandjaitan, bahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Dalam dunia pemrograman, terdapat dua istilah yang digunakan bagi orang yang mampu meretas data, yaitu hacker dan cracker.
Lantas, apa bedanya hacker dengan cracker? Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai keduanya.
Pengertian hacker
Hacker adalah orang yang ahli dibidang pemrograman serta memiliki keterampilan untuk mengatasi hal-hal teknis lainnya.
Sebenarnya, sosok ini digunakan untuk melihat atau mengeksploitasi pertahanan keamanan siber.
Ada juga yang mengartikan hacker sebagai seorang yang ahli di bidang komputer dan memiliki keingintahuan mengenai keamanan serta pertahanan sebuah sistem komputer.
Seorang hacker memiliki kemampuan dalam pengembangan software developer.
Hacker terbagi dari dua kategori yaitu corporate hacker dan independent hacker.
Corporate hacker
Corporate hacker adalah seseorang yang memiliki profesi dibidang programmer, operator, administrator, security officer, IT auditor, hingga konsultan TI.
Independent hacker
Independent hacker adalah seseorang yang paham akan operating system dan software, vulnerability researcher, dan botner owner.
Selain itu, jenis hacker ini juga membuat virus komputer, malware, hingga, spammer.
Pengertian cracker
Cracker adalah seseorang yang mampu membobol sistem keamanan komputer, yang mana data tersebut digunakan untuk melakukan tindak kejahatan.
Tidak hanya mencuri data-data penting, seorang cracker juga bisa membocorkan informasi sensitif kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, cracker juga menghancurkan dan menembus sistem keamanan komputer. Hal ini tentu akan memuncul tindakan kriminal lainnya.
Sosok ini memiliki kemampuan dalam memanipulasi data. Misalnya, membobol keamanan sebuah bank.
Ia kemudian memanipulasi data pemilik rekening dengan mengubah jumlah saldo atau membuat transaksi yang tidak diinginkan.
Perbedaan hacker dan cracker
Meski keduanya sama-sama memiliki keahlian dalam membobol sistem keamanan siber, tetapi keduanya berbeda. Berikut empat perbedaan dari keduanya:
Tujuan
Hacker melakukan peretasan untuk melihat celah keamanan suatu sistem atau menemukan bug. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar bisa diperbaiki nantinya.
Sedangkan, cracker melakukan peretasan dengan tujuan mencuri informasi sensitif para korbannya. Hal ini memunculkan tindak kriminal lainnya.
Sifat
Hacker memiliki sifat untuk memperbaiki sebuah masalah keamanan dan menemukan kelemahan dalam suatu sistem.
Sedangkan, cracker bersifat destruktif dan merugikan para korbannya. Sosok ini memaksa masuk, melakukan berbagai tindak kejahatan, hingga tak segan memasukkan virus di dalamnya.
Pandangan
Hacker memiliki pandangan yang lebih positif dibanding cracker. Dikarenakan hacker bersifat memperbaiki, sedangkan cracker memanfaatkan kelemahan korbannya.
Cara kerja
Hacker melakukan hal dengan cara-cara yang legal dan bertanggung jawab. Akan tetapi, cracker melakukan hal yang ilegal, berbahaya, serta tersembunyi.
Itulah tadi perbedaan dari keduanya. Cracker adalah seseorang yang memaksa masuk ke sistem dengan tujuan tindak kejahatan. Sedangkan, hacker adalah seseorang yang membobol sistem keamanan dengan tujuan untuk memperbaiki.