Penjualan NFT Terus Naik, tapi Kepemilikan Belum Merata
16,71% pemilik NFT teratas kendalikan 80,98% total NFT.
Jakarta, FORTUNE - Ledakan penjualan NFT (non fungible token) terus terjadi sepanjang 2021. Jumlah penjualan gabungannya bahkan melampaui US$7,4 miliar (sekitar Rp105,7 triliun) hingga kuartal keempat tahun ini.
Pasar NFT terus bertumbuh sejak awal tahun, dari total penjualan US$17,8 juta pada 1 Januari menjadi US$1,8 miliar pada awal November. Total volume penjualan NFT pun turut meledak ketimbang awal tahun, di mana hanya senilai US$55,5 juta. Menukil Reuters, Kamis (25/11), jumlah volume penjualan NFT melonjak dari US$1,3 miliar (Q2 2021) menjadi US$10,7 miliar (Q3 2021).
Berdasar data Cointelegraph, lonjakan penjualan signifikan NFT terjadi antara Agustus dan September 2021. Kenaikan tak berhenti bahkan sampai November ini.
Pertanyaannya, apakah kepemilikan NFT telah menyebar secara merata?
Seri NFT yang Laris di Pasar
Rekor penjualan NFT semakin memantik minat para kolektor. Koleksi Bored Ape Yacht Club yang terjual US$3,4 juta pada 26 Oktober lalu, misalnya. Secara keseluruhan, perdagangan 101 koleksi dari Bored Ape Yacht Club berhasil mencetak pundi-pundi hampir US$24,5 juta pada waktu yang sama.
Seri NFT itu meluncur pada April 2021, tapi sudah mencatatkan total penjualan hampir US$1 miliar, menurut data DappRadar yang dilansir dari Cointelegraph.
Selain koleksi itu, NFT karya artis bernama Pak juga laku seharga US$16,8 juta pada April lalu di platform Sotheby, Metaverse. Ada pula karya dari Beeple yang terjual senilai US$69 juta di rumah lelang Christie’s.
Menurut analis blockchain senior DappRadar, Pedro Herrera, fenomena larisnya NFT dari artis tertentu muncul karena kehadiran audiens mereka di ruang karya seni maya.
Mengapa Orang Beli NFT?
Blog seni dan data sains Artnome menyoroti hubungan antara jumlah penayangan di SuperRare dengan harga jual NFT di platform. Hasilnya, penulis menyimpulkan, “total penayangan sebuah karya berkolerasi dengan harga jual yang lebih tinggi untuk NFT.”
Itu tercermin dalam lonjakan minat terhadap koleksi seni NFT yang bertepatan dengan meledaknya pencarian mengenai NFT. Contohnya, lelang kolase foto Beeple bertajuk Everydays: The First 5.000 Days terjual senilai US$69 juta di Christie’s pada Maret lalu. Itu merupakan NFT pertama yang dijajakan di rumah lelang seni rupa besar sehingga antusiasme menjadi bara peletup di pasar.
Bagaimanakah dampaknya? Total volume penjualan bulanan pasar seni NFT melonjak dari US$32 juta (1 Maret) menjadi US$83 juta pada 1 April. Letupan penjualan kedua terjadi dari 31 Juli ke 30 September, dengan total penjualan tahunan naik dari US$1,2 miliar menjadi US$4,65 miliar.
Kepemilikan Masih Terkonsentrasi
Sayangnya, kepemilikan NFT masih berpusat di beberapa pihak. Demikian menurut ilmuwan jaringan Hungaria, Albert-László Barabási yang menganalisis transaksi di SuperRare—platform pasar seni NFT.
Dalam analisisnya, Barabási meninjau total transaksi seni NFT yang dimiliki bersama oleh kolektor platform. Dia melakukan itu untuk mengecek jumlah karya yang sama yang sudah dimiliki oleh kolektor berbeda.
Mengapa? Sebab menurutnya, pada umumnya kolektor seni mengoleksi dan memperdagangkan satu jenis seni. Karena itu, dia berhipotesis, hanya sekelompok kecil kolektor yang membeli NFT kelas atas.
Dugaannya benar. Barabási menemukan, sekelompok empat kolektor memiliki 16.000 karya NFT yang dijual di blockchain. Yang menarik, mereka masih terhubung satu sama lain.
Data perusahaan analitik kripto Moonstream mendukung pernyataan sang ilmuwan. Menurut laporan studi mereka, 16,71 persen pemilik NFT teratas mengendalikan 80,98 persen dari total NFT beredar. Artinya, ada kelompok kecil yang menguasai sebagian besar NFT di pasar.