Jakarta, FORTUNE - Hantaman COVID-19 tak merontokkan bisnis Samsung. Setelah membukukan pendapatan tertinggi pada kuartal ketiga 2020, Samsung kembali mencatatkan rekor pada periode sama tahun ini.
Raksasa teknologi asal Korea Selatan (Korsel) itu mencetak kenaikan pendapatan sekitar 10 persen menjadi 73,98 triliun won atau sekitar Rp897,8 triliun. Kenaikan itu dibarengi dengan pertumbuhan keuntungan 26 persen menjadi 15,82 triliun won atau hampir Rp192 triliun berdasarkan informasi yang dilansir The Verge, Kamis (28/10).
Kontribusi Unit Bisnis Chip
Di tengah kelangkaan pasokan chip global, chip memori dan prosesor buatan Samsung—untuk peladen hingga ponsel—tetap laris manis. Praktis, lonjakan harga chip di pasaran menguntungkan bagi perusahaan konglomerasi tersebut. Meski begitu, fenomena itu mengerek biaya bahan mentah dan logistik sehingga memotong profit unit bisnis konsumennya.
Secara khusus, penjualan divisi memori Samsung melambung 46 persen ketimbang periode sama tahun lalu. Sementara, keuntungan divisi semikonduktor secara keseluruhan meningkat hampir dua kali lipat, dari 5,54 triliun won atau sekitar Rp67,2 triliun menjadi 10,06 triliun won atau sekitar Rp122,1 triliun.
Bisnis Ponsel Pintar dan Layar
Samsung pun membukukan permintaan kuat terhadap ponsel lipatnya, seperti Galaxy Z Flip 3 dan Galaxy Z Fold 3. Begitu juga dengan ponsel pintar Galaxy kelas menengah ke bawah.
Selain itu, walau terjadi masalah produksi dan pemotongan target manufaktur untuk seri iPhone 13 milik Apple, pendapatan bisnis layar OLED Samsung tetap naik. Sebagai informasi, Apple merupakan salah satu klien Samsung dalam bisnis layar OLED.
“Pendapatan layar OLED didorong oleh permintaan terhadap produk baru yang diluncurkan oleh pelanggan ponsel pintar utama,” beber Samsung.
Proyeksi Kinerja Kuartal Keempat
Di penghujung 2021, Samsung memproyeksi pendapatan solid pada bisnis layar OLED. Bukan hanya karena ponsel, melainkan karena adanya permintaan layar OLED pada perangkat besar, seperti laptop, tablet, hingga konsol gim.
Untuk bisnis televisi pintar, sejauh ini perusahaan itu masih berfokus di kelas high-end. “Kami mulai memproduksi set TV berbasis quantum dot baru yang akan melanjutkan persaingan Samsung dengan TV OLED milik LG,” pungkas Samsung.