Andal Berbisnis, Shinta Kamdani Ungkap 3 Warisan Hidup dari Orang Tua
Sejak kecil sudah terbiasa sekolah sambil bekerja.
Jakarta, FORTUNE – Sebagai salah satu sosok perempuan paling berpengaruh dalam dunia bisnis, CEO Sintesa Group Shinta Widjaja Kamdani, mewarisi banyak nilai positif dari kedua orang tuanya yang dijadikannya dasar meraih kesuksesan.
“Saya berasal dari keluarga yang memiliki bisnis keluarga. Memang, saya hanya punya satu saudara perempuan, enggak ada anak laki-laki. Jadi, ayah saya tidak punya pilihan, kalau mau melanjutkan bisnis keluarga, ya inilah yang ada,” ujar Shinta dalam sesi ‘Women in The Workplace’ pada Fortune Indonesia Summit 2022, Kamis (19/5).
Menurutnya, orang tuanya selalu mengajarkan nilai-nilai positif yang akan jadi bekal bagi Shinta saat memimpin Sintesa Group. Ia menyebut, ada beberapa nilai-nilai keluarga yang ditanamkan dan menyertainya ketika diajak orang tuanyaterjun ke dunia bisnis sejak usia belia.
“Jadi, pengalaman-pengalaman yang ditimba sambil sekolah itu bisa saya dapat sambil membangun pengetahuan yang ada,” ucap Shinta yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) itu.
Berikut nilai-nilai yang dimaksud, sebagaimana yang dia ungkapkan dalam sesi Women in the Workplace, di acara Fortune Indonesia Summit 2022.
1. Jangan lupa berpijak di atas ‘bumi’
Shinta mengatakan bahwa nilai pertama yang didapatkan dari orang tuanya adalah bahwa dirinya harus selalu berpijak di atas ‘bumi’. Artinya, dirinya selalu diingatkan untuk selalu menyadari bahwa ada masyarakat yang kurang beruntung, sekalipun dirinya berada dalam kondisi sosial ekonomi yang relatif baik.
“Jangan ‘melayang-layang di udara’. Kenapa? Orang tua saya selalu mengatakan, ‘kalau kamu naik ke atas itu enak, coba rasain kalau turun ke bawah, itu sangat tidak enak’. Jadi, don’t take life for granted. Hargai semua yang kita miliki, jadi independen dan harus bisa melihat bahwa hidup itu tidak selalu manis,” kata Shinta.
2. Hidup itu harus bersinergi
Nilai keluarga kedua yang diajarkan oleh kedua orang tua Shinta adalah bahwa kita harus hidup bersinergi. “Jadi, jangan memperhatikan yang di sekitar kita aja. Kamu harus lihat tuh di lingkungan seperti apa,” katanya.
Shinta mengaku bahwa sejak kecil dirinya bekerja dengan perimbangan kegiatan sosial. Hal ini dilakukannya untuk bisa meningkatkan empati dan komunikasi baik dalam komunitas di mana ia berada.
Jangan lupa asal-usul
Nilai terakhir atau yang ketiga meresap dalam pribadi Shinta, bahkan jadi yang terpenting, adalah jangan lupa asal-usul kita dari mana. Menurutnya, keluarga itu sangat penting, namun kita juga perlu menyadari latar belakang kehidupan yang kita jalani, khususnya asal muasal kita.
“Mungkin, kita sebagai warga negara Indonesia juga punya nasionalisme. Karena kita sudah terbiasa tahu kit aitu berasal dari mana. Hal-hal itu yang diajarkan oleh orang tua saya, dan dia memberikan saya kesempatan untuk bisa terus belajar dari lingkungan saya berada,” ujar Shinta.