Bidik Teknologi dan Energi Terbarukan, Saratoga Siapkan US$150 Juta
Teknologi dan energi terbarukan dinilai akan berkelanjutan.
Jakarta, FORTUNE – PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membidik pleuang investasu di sektor energi teknologi dan energi terbarukan. Untuk itu, perusahaan berencana menyiapkan investasi hingga US$150 juta pada tahun ini.
Presiden Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, Michael William P. Soeryadjaya, mengatakan bahwa sektor teknologi dan energi terbarukan akan berperan penting pada masa depan perekonomian global dan nasional.
“Saratoga memiliki komitmen untuk terus mendorong peningkatan investasi di dua sektor tersebut, sejalan dengan upaya pemerintah untuk membuka sebanyak mungkin lapangan kerja dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang menyejahterakan masyarakat,” ujar Michael dalam acara Saratoga Investment Summit 2023, Kamis (26/1).
Menurutnya, teknologi dan energi terbarukan bisa terus bertumbuh dengan berkelanjutan, mengingat kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks. Oleh karena itu, investasi pada dua sektor ini dianggap cukup potensial dan layak untuk jadi sasaran Saratoga.
Bukan barang baru
Lini bisnis teknologi dan energi terbarukan sebenarnya sejak lama digeluti perusahaan yang sudah beroperasi selama 25 tahun ini. Beberapa portofolio invetasi teknologi yang pernah mendapatkan suntikan fase awal di antaranya seperti Fuse dan AtriaDC.
Selain itu, perseroan juga telah melakukan investasi di perusahaan energi terbarukan seperti dalam proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla di Sumatera Utara melalui PT Medco Power Indonesia dan perusahaan rintisan energi surya.
Untuk mengoptimalkan apa yang sudah dilakukan Saratoga, kata Michael, melalui ajang Saratoga Investment Summit 2023, perusahaan ingin mendorong bertemunya para pengambil kebijakan di Indonesia serta pemimpin bisnis dan investor–dari dalam maupun Asia Tenggara–untuk membahas berbagai peluang investasi, terutama di sektor teknologi dan energi terbarukan.
“Saratoga ingin menghubungkan para pihak tersebut, sehingga setiap potensi investasi di Indonesia dapat dioptimalkan dan segera dieksekusi agar memberikan dampak langsung terhadap ekonomi nasional,” katanya.
Beberapa portofolio
Direktur Investasi Saratoga Investama Sedaya, Devin Wirawan, menjelaskan sejumlah portofolio Saratoga di sejumlah perusahaan pendukung transisi energi dan pembangkit energi terbarukan. “Perubahan transformasi di Saratoga dan di anak usaha kami dilakukan secara holistik,” katanya.
Beberapa perusahaan yang disebut, di antaranya PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), yang melakukan transformasi bisnis. Adaro yang semula di sektor batu bara pun mulai merambah pengembangaun hilir alumunium, yang akan mendukung rantai pasok kendaraan listrik. Perusahaan ini juga tengah membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang terbesar untuk mendukung kebutuhan listrik di kawasan industri Kalimantan Utara.
Sementara, MDKA melalui unit bisnisnya, yakni Merdeka Battery Materials (MBM), terus mengembangkan proyek smelter nikel dalam rangka pengembangan industri baterai di Indonesia. Bahkan, Saratoga juga berinvestasi di perusahaan pembangkit energi surya yang memiliki pasar komersial dan industri, yakni PT Xurya Daya Indonesia.
Return 20%
Dari target US$100 juta – US$150 juta investasi yang diharapkan dapat tercapai oleh Saratoga, pihaknya juga menargetkan bisa mendapatkan return sebesar 20 persen setiap tahunnya.
Meski begitu, Saratoga tidak akan memaksakan diri melakukan banyak investasi. Perusahaan akan selalu mempertimbangkan berbagai peluang yang ada di pasar. “Kalau tidak ada oportunitas, kita tidak perlu memaksakan," ujarnya.