BUSINESS

Diageo Jadikan Kompetisi Bartender Strategi Keberlanjutan Bisnis

Jadi peluang bagi perusahaan untuk bisa berekspansi.

Diageo Jadikan Kompetisi Bartender Strategi Keberlanjutan BisnisPara pemenang Diageo World Class Indonesia 2024. (dok Diageo)
13 June 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Perusahaan pemasok jenama minuman beralkohol global, Diageo, menjadikan kompetisi Bartender Diageo World Class Indonesia, sebagai salah satu strategi Keberlanjutan. Cara ini juga diandalkan untuk meningkatkan pemasaran produk sekaligus menumbuhkan industri minuman di Indonesia.

Head of Communications & ESG Diageo Indonesia, Stephan Sinisuka, mengatakan bahwa para bartender memiliki andil besar dalam memperkenalkan jenama-jenama di bawah Diageo kepada konsumen. “Hal ini berpengaruh untuk brand awareness maupun brand knowledge,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, Rabu (12/6).

Menurut Stephan, Diageo World Class Indonesia sudah diakui secara global dan berpotensi membawa para bartender dari Indonesia bisa makin dikenal di seluruh dunia. Dengan begitu, industri minuman beralkohol dalam negeri pun secara linear akan ikut terangkat dan mempengaruhi penjualan jenama-jenama minuman di bawah naungan Diageo. “Harapannya, kompetisi ini bisa terus memajukan industri di Indonesia,” ujarnya.

Industri minuman beralkohol yang kian bertumbuh, menurutnya bisa ikut mendorong pertumbuhan berbagai sektor lain, seperti pariwisata dan ketenagakerjaan. Apalagi, Indonesia memiliki populasi yang besar dengan permintaan produk minuman beralkohol yang cukup tinggi, meski masih terpusat di beberapa daerah seperti Jakarta dan Bali.

Buka peluang

Head of Communications & ESG Diageo Indonesia, Stephan Sinisuka.
Head of Communications & ESG Diageo Indonesia, Stephan Sinisuka. (Fortuneidn/Bayu Satito)

Lewat kompetisi ini, Diageo juga membuka peluang produk-produk minuman yang diproduksi di dalam negeri–seperti Captain Morgan, Smirnoff, dan Gordon–untuk bisa diekspor ke berbagai wilayah lain di dunia.

“Kami punya pabrik di Tabanan, Bali. Untuk Captain Morgan, kami sudah ekspor untuk Thailand dan Filipina,” ujar Stephan. “Harusnya sebentar lagi, kami bisa keluar lebih luas lagi dari wilayah Asia Tenggara.”

Hal ini membuat perusahaan induk Diageo melihat pasar Indonesia cukup prospektif, bahkan menjadi salah satu negara dari tiga yang dipercaya untuk mendirikan pabrik bagi jenama-jenama di bawah Diageo, seperti Australia dan Cina.

Hal ini juga dinilai bisa berdampak bagi industri dan masyarakat di Indonesia, mengingat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk produk-produk Diageo ini sudah cukup tinggi, lebih dari 40 persen. “Misalnya, molase yang digunakan dalam pembuatan alkohol, kami dapatkan sebagian besar dari Pulau Jawa. Kapasitas kami juga cukup besar,” kata Stephan.

Dukungan pemerintah

Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kemenperin, Merrijantij Punguan Pintaria.
Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kemenperin, Merrijantij Punguan Pintaria. (Fortuneidn/Bayu Satito)

Related Topics