Erick Thohir Sebut 6 Sektor Prioritas BUMN dalam Ketidakpastian Global
BUMN bisa bertahan dalam ketidakpastian global.
Jakarta, FORTUNE – Perekonomian dunia menjelang 2023 belum dapat diprediksi secara akurat meski banyak pihak telah menyuarakan kekhawatiran akan potensi resesi. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyatakan perusahaan pelat merah sebagai lokomotif bisnis negara harus bisa memastikan keberlanjutannya dalam berbagai situasi. Untuk itu, dia menyebut enam sektor prioritas BUMN di tengah ketidakpastian global.
“Inflasi yang terjadi di seluruh dunia, membuat pertumbuhan ekonomi amat sangat berat. Yes, Indonesia memang diuntungkan, tapi dengan sumber daya alam yang kita miliki, kita harus dihilirisasi supaya membuka lapangan kerja barun,” ujar Erick dalam konferensi pers di Pos Bloc, Kamis (10/11).
Pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga yang mencapai 5,72 persen dapat menjadi pemicu optimisme, katanya, dan “ini menyatakan bahwa apa yang sudah dijalankan (negara) selama ini adalah sudah benar.”
Berikut ini adalah enam sektor yang menurut Erick menjadi fokus Kementerian BUMN dalam ketidakpastian global, seperti pandemi yang belum reda, krisis pangan dan energi, serta konflik antarnegara yang kian memanas.
1. Finansial
Sektor ini akan dimotori oleh BUMN Himbara. Erick mengatakan perbankan negara mencatat pengelolaan sekitar 92 persen Kredit Usaha Rakyat (KUR), sekaligus mendorong perusahaan-perusahaan menengah dan besar bisa mendapatkan modal untuk bisa bertahan dalam situasi krisis ekonomi.
“Terbukti, perbankan di Indonesia, seperti BRI, Mandiri, BNI, maupun BTN, setelah kami transform–tidak seperti zaman dulu–hasilnya bank-bank ini naik peringkat jadi perusahaan global yang rankingnya terus bagus,” kata Erick.
2. Telekomunikasi
Erick berpendapat sektor ini merupakan fondasi utama perekonomian digital yang kini menjadi salah satu pendorong penting perekonomian masyarakat. “Sayang, kalau kita hanya jadi penonton, kita harus jadi pemain,” ujarnya.
Perekonomian digital Indonesia berpotensi mencapai Rp4.500 triliun pada 2030 dan waktunya tidak lama lagi. “Kita adalah yang terbesar di Asia Tenggara, tapi ini sekadar data. Kalau dibiarkan tertidur, maka hanya akan jadi data saja, lewat begitu saja. Oleh karena itu, saya menantang BUMN-BUMN untuk bangkit dari tidur,” katanya.
3. Energi
Sebagai salah satu sektor yang sedang mengalami krisis secara global, energi menjadi perhatian penting karena dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Tidak hanya bagi Indonesia, menurut Erick, rantai pasok sektor energi adalah fundamental yang krusial di tengah ketidakpastian global.
“Di tengah persiapan G20, Bapak Presiden mendadak memanggil rapat Menko Marinves, saya, Menteri ESDM, Menteri Keuangan, Menteri Investasi, bicara mengenai energi, terutama di gas yang punya potensi luar biasa tapi belum maksimal, ini yang harus kita dorong,” kata Erick.
4. Pangan
Masih dari sektor yang mengalami krisis secara global, pangan adalah kebutuhan dasar manusia. BUMN harus menjamin terkonsolidasinya berbagai pihak yang terkait bisnis pangan di Tanah Air, dari hulu sampai hilir. Apalagi, sebagai negara yang terdiri dari 75 persen laut dan 25 persen wilayah darat, Indonesia bisa menjadi sumber keamanan pangan dunia. “Hari ini industrialisasinya baru 5 persen,” katanya.
Potensi ini harus dilihat di tengah krisis rantai pasok pangan dunia yang sedang terganggu. Selain itu, Erick menyampaikan bahwa kemandirian pangan sangat penting. “Jangan sampai 273 juta penduduk Indonesia mengalami kelaparan. Itulah sebabnya kenapa sektor ini harus jadi fokus,” ujarnya.
5. Kesehatan
Walau Indonesia kian dekat pada endemi Covid-19 dan masa krisisnya bisa dikatakan terlewati, kata Erick, tapi perekonomian negeri ini sempat terpuruk karena ketidaksiapan sektor kesehatan mengantisipasi situasi pandemi Covid-19 yang begitu cepat menyebar. “Semuanya impor, bahan baku impor, vaksin impor. Hari ini, alhamdulilah, Bio Farma sudah bisa bikin vaksin sendiri. Nah, kemandirian memang harus terjadi di sektor ini,” katanya.
Menurut Erick, penduduk Indonesia butuh pengamanan kesehatan. Oleh sebab itu, ekosistem kesehatan harus jadi fokus dan terus dijaga. “Kesehatan ibu dan anak, stunting, Posyandu dan turunannya, inilah yang harus terus kita dorong,” ujarnya.
6. Logistik
Sektor terakhir yang jadi fokus Kementerian BUMN, kata Erick, adalah logistik. Hal ini mencakup banyak subsektor seperti pelabuhan, bandara, maupun Pos Indonesia sebagai operator logistik milik negara. “Karena, kalau kita mau bisa berkompetisi di rantai pasok, maka logistic cost kita harus lebih murah. Tantangan kita tidak mudah, karena negara kita berbentuk kepulauan,” ujarnya.
Untuk itu, ekosistem yang matang dan terintegrasi secara digital harus dibangun. Ia menyebutkan bahwa kerja sama seperti yang dilakukan oleh Microsoft dan PT Pos Indonesia dalam membangun sebuah ekosistem bisnis logistik yang terjangkau masyarakat luas, harus bisa jadi contoh dan motor utama di Indonesia.