Perhatikan Hal ini Sebelum Menjual Karya Fotografi Secara Online
Teknologi bisa bermanfaat sekaligus timbulkan kerugian.
Jakarta, FORTUNE – Bagi para pemilik hobi fotografi maupun mereka yang berprofesi sebagai fotografer, menjual karya foto adalah sebuah peluang bisnis yang menguntungkan. Salah satunya dengan cara menjualnya secara online di berbagai platform atau situs web.
Perkembangan teknologi kerap memberikan banyak kemudahan. Menjual karya foto di internet saat ini tak semudah pada saat pasar dunia maya baru saja dikenal. Para fotografer pun bersaing untuk menampilkan karya terbaik dan harga yang terjangkau di setiap platform, tentunya dengan kualitas dan layanan purna jual yang berbeda-beda.
Melansir hostinger.co.id, berikut ini adalah sejumlah hal yang perlu diperhatikan bagi seorang fotografer, saat menjual karyanya di situs web atau marketplace.
1. Tentukan niche fotografi
Seperti halnya berdagang, audiens yang tepat atas karya foto bisa Anda dapatkan dengan melihat kekhususan karya atau spesialisasi yang Anda miliki. Dengan demikian, Anda bisa tahu siapa target pasar kita dan memikirkan strategi pemasaran karya foto berikutnya.
Salah satu yang bisa dilakukan untuk mendapatkan segmen niche tersebut adalah melakukan eksperimen dengan berbagai jenis karya fotografi. Hal ini bisa dibarengi dengan riset tentang tren fotografi yang sedang populer atau disukai masyarakat maupun para klien. Ingat, kita juga bisa memaksimalkan teknologi mesin pencari seperti Google, untuk melakukan riset ini.
Berikut ini adalah beberapa jenis foto yang bisa menjadi acuan niche karya Foto orang; foto bisnis, seperti tema perkantoran; makanan untuk penggunaan komersial; arsitektur; obyek khusus, seperti buku, fesyen, atau produk lainnya; serta alam yang lekat dengan sektor pariwisata.
2. Pilih platform eCommerce
Setelah menemukan niche karya, langkah berikutnya adalah menentukan platform eCommerce yang akan kita gunakan dalam menjual karya-karya foto. Pilihannya pun beragan, mulai dari situs web populer seperti Shutterstock, platform marketplace seperti Etsy, sampai situs web yang bisa dikembangkan sendiri.
Meski begitu, secara umum ada dua kategori platform eCommerce untuk menjual foto secara online, yaitu di website fotografi stock dan non-stock.
Jenis stock adalah platform yang lebih mudah karena sudah ada pengembangnya dan kita hanya tinggal mengikuti aturan serta ketentuan yang diberikan, seperti di Shutterstock atau Getty Images. Namun, aksesnya cenderung terbatas dan Anda pun biasanya harus berbagi hasil dari setiap penjualan karya foto dengan situs web tersebut.
Sedangkan, jenis non-stock adalah situs yang memberi kebebasan untuk mengontrol dan membranding karya-karya kita. Keuntungan yang diperoleh dari setiap penjualan pun relatif lebih besar dari situs web untuk foto stock, dengan pembayaran yang diberikan setiap kali berhasil menjual karya. Namun, kekurangannya, Anda harus menangani sendiri penjualan dan promosi gambar.
3. Memastikan legalitas karya
Karya fotografi adalah salah satu produk seni yang memiliki hak cipta, seperti halnya lagu atau film. Oleh sebab itu, setiap karya ini harus dipastikan legalitasnya, sebelum dijual ke khalayak umum. Untuk menjual foto online dengan aman, Anda perlu memperhatikan legalitas dalam setiap jenis aktivitas eCommerce.
Umumnya, Anda masih memiliki hak cipta atas foto saat menjualnya secara online. Namun, hal ini juga berarti bahwa Anda menerbitkan lisensi, sehingga orang lain bisa menggunakan foto Anda untuk tujuan tertentu.
Oleh sebab itu, Anda perlu menentukan bagaimana dan dalam konteks seperti apa pembeli bisa menggunakan karya tersebut, misalnya seperti untuk penggunaan pribadi; penggunaan komersial atau kreatif; penggunaan editorial; penggunaan retail; Hak eksklusif; Hak non-eksklusif; Bebas royalti; dan Hak terkelola
4. Menjangkau audiens
Seperti halnya seorang seniman di masa digitalisasi, karya kita pun perlu mendapatkan perhatian dari publik. Aktif di media sosial–seperti Instagram–adalah cara efektif untuk menarik audiens dan menghasilkan prospek yang lebih baik bagi bisnis fotografi online.
Selain itu, Anda bisa mengusahakan branding atas diri kita sebagai fotografernya dengan menggunakan hashtag untuk meningkatkan visibilitas. Membuat profil di berbagai platform media sosial seperti Instagram, Facebook, Tumblr, Pinterest, Twitter, dan LinkedIn juga bisa menjadi ide bagus untuk menjangkau sebanyak mungkin audiens. Selain itu, sebaiknya buat akun di website khusus fotografi seperti VSCO dan Flickr.
5. Perbanyak sumber penghasilan
Dengan karya foto yang Anda hasilkan, Anda bisa mengembangkannya bisa mendatangkan penghasilan lebih. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Mencetaknya dalam versi produk lain, seperti kaos, poster, atau merchandise lainnya.
- Membuat photobook yang bisa jadi alternatif bagi fotografer yang punya koleksi foto lengkap dengan niche tertentu.
- Menjual jasa fotografi