BUSINESS

Industri Influencer Mulai Jajaki Peluang di Era Teknologi AI

Masih menyimpan tantangan yang perlu disikapi bijak.

Industri Influencer Mulai Jajaki Peluang di Era Teknologi AISosok metahuman Genexyz, Lav_Caca, menyambut pengunjung di instalasi Wonderlab. (Fortuneidn/Bayu)
17 July 2024

Jakarta, FORTUNE – Industri pemengaruh atau Influencer di Indonesia sedang memasuki babak baru berbalut kecanggihan Teknologi AI (Artificial Intelligence). Sejumlah pelaku industri mulai bergerak dan menjalankan inovasinya, menghadirkan sebuah peluang baru di sektor ekonomi kreatif Tanah Air.

Co-founder sekaligus CEO Genexyz, Belinda Luis, mengatakan bahwa bisnis yang dia jalankan sebenarnya mirip dengan talent management agency. Namun, bedanya produk yang ditawarkan adalah influencer virtual dalam rupa karakter tiga dimensi.

“Di perusahaan kami itu ada dua lini bisnis, Business to Consumer (B2C)—seperti Lav_Caca—dan Business to Business (B2B), yang lebih ke karakter virtual untuk jenama-jenama besar, seperti BCA, First Media, atau Telkomsel,” katanya kepada Fortune Indonesia, Selasa (16/7).

Ia mengungkapkan bahwa proses pembuatan dan penentuan karakter ini memakan waktu kira-kira sebulan. Namun, perusahaan biasanya memberikan kelonggaran hingga tiga bulan untuk mengakomodasi berbagai penyesuaian dan uji coba sampai akhirnya suatu karakter siap ditawarkan kepada klien untuk bekerja sama mempopulerkan berbagai jenama. Bagi karakter yang ditujukan untuk kepentingan B2B, prosedurnya sedikit berbeda dengan waktu relatif lebih lama, karena adanya diskusi mendalam dengan klien.

“Kalau ChatGPT cuma text-based. Nah, kalau metahuman ini kami harus menerapkan jahitan coding, sistem, dan engineering. Jadi, saat karakter tersebut menjawab, antara suara dan raut muka bisa sejalan,” ujar Belinda. “Saat ini metahuman masih belum sealami manusia, tapi mungkin 10 tahun ke depan bisa.”

Lebih mahal

Ilustrasi Artificial Intelligence.
Ilustrasi Artificial Intelligence. (Pixabay/geralt)

Untuk urusan tarif, Belinda mengatakan bahwa Lav_Caca yang merupakan proyek percontohan influencer AI binaan Genexyz, punya harga yang cukup bersaing dengan influencer manusia, meski belum bisa dibilang lebih murah dengan jumlah pengikut yang tidak jauh berbeda.

 “Lebih mahal karena memang Lav_Caca menggunakan teknologi metahuman yang cukup canggih. You pay premium for something that’s different compared to human,” katanya. “Kalau (posting) statis saja sekarang KOL kurang lebih ada di kisaran Rp2 juta–Rp5 juta per unggahan. Caca juga kurang lebih seperti itu.”

Dalam situasi pasar yang menunjukkan peningkatan daya tarik besar pada karakter virtual, Genexyz pun merilis karakter Lav_Caca. Kemudian, pada 2023 perusahaan itu mendapatkan suntikan dana awal sampai US$1 juta atau sekitar Rp14 miliar dengan nilai rupiah kala itu, dari sejumlah investor yang dipimpin oleh East Ventures—bersama Emtek, Trinity Optima, Massive Music, MDI, dan Future Creative Network.

“Komponen investasi paling besar itu adalah sumber daya manusia (SDM). Walaupun kami mencari talenta yang masih muda, tapi kami harus dapat yang memang layak, ada latar belakang, mengerti coding sekaligus 3D,” ujar Belinda.

Tantangan

Ilustrasi AI Generatof/Dok. Google

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.