Jokowi Bakal Perintahkan Perusahaan Tiru Vale Perbaiki Tambang Bekas
Upaya Vale jamin operasi bisnis tambang berkelanjutan.
Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan seluruh perusahaaan tambang meniru langkah PT Vale Indonesia memperbaiki lahan bekas tambang nikel yang dioperasikan.
Menurutnya, langkah perbaikan berrupa reboisasi yang dilakukan Vale sangat baik, sehingga meminimalisir kerusakan lingkungan. “Saya juga cek tadi bagaimana PT Vale menyiapkan bibit-bibit untuk merehabilitasi, mereklamasi lahan-lahan bekas tambang, ini sangat bagus,” katanya seperti dikutip dari laman resmi Setkab, Jumat (31/3).
Vale memiliki arboretum untuk tujuan penelitian dan pendidikan. Jokowi mengatakan, bahwa hal ini penting sebagai upaya edukasi pada anak-anak. “Tambang ini bukan hanya akan kita nikmati tetapi harus juga dinikmati oleh anak cucu kita dalam mungkin bentuk yang lain,” ujarnya.
Penggunaan energi terbarukan
Upaya perbaikan lingkungan bukan satu-satunya yang dilakukan Vale untuk menjamin bisnis keberlanjutan. Perusahaan tersebut juga menerapkan penggunaan energi terbarukan di smelter perusahaan.
Direktur Pabrik PT Vale Indonesia, Iqbal Al Farobi, menyampaikan hal ini ketika menerima kunjungan Jokowi ke area tambang dan smelter. “Semua energinya disuplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) kita, Pak, sehingga pabrik smelter kita energinya, energi yang bersih, 100 persen dari PLTA,” katanya.
Tambang nikel
Jokowi mengatakan cadangan nikel terbesar di dunia yang dimiliki Indonesia adalah modal kuat bagi pertumbuhan ekonomi Tanah Air.
Perusahaan yang tergabung dalam kerja sama tersebut terdiri atas perusahaan-perusahaan raksasa di dunia. “Kita harapkan efek ekonomi terhadap provinsi maupun terhadap negara kita nanti akan memberikan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” ujarnya.
Dengan adanya 25 persen cadangan nikel dunia yang berada di Indonesia, ia pun berharap komoditas tersebut bisa menjadi bekal dan kekuatan Indoneasia.
Ia pun tak menginginkan nikel tersebut habis karena diekspor mentah selama bertahun-tahun. "Oleh sebab itu sejak 2020 saya stop, enggak boleh ekspor dalam bentuk mentahan lagi, tapi harus barang setengah jadi atau barang jadi,” katanya.