Kinerja Moncer, RedDoorz Bidik IPO pada 2027
Reddoorz paparkan sejumlah strategi untuk bersiap IPO.
Jakarta, FORTUNE - RedDoorz, platform multi-brand perhotelan dan akomodasi di Asia Tenggara, menargetkan IPO (initial public offering) pada 2027.
VP Operations & Multi-Brand RedDoorz Indonesia, Adil Mubarak, mengatakan bahwa IPO adalah ambisi terbesar Reddorz yang sudah berjalan sejak 2015.
Menurutnya, pencatatan saham perdana perusahaan bisa terjadi di mana saja, baik di Indonesia, ataupun Amerika tergantung pada situasinya nanti. "Yang pasti, kami tidak mau IPO di saat perusahaan masih merah. Banyak perusahaan teknologi di Indonesia yang IPO, tapi masih merah, setelah IPO nilainya malah turun, itu kami tidak mau,” katanya kepada Fortune Indonesia dalam acara Media Luncheon, Kamis (5/10).
RedDoorz memang sempat berencana IPO pada 2024 atau 2025, namun perusahaan menilai kondisi keuangan masih kurang baik. Meski Group Break Even Point (BEP) bisa terwujud di kuartal IV/2023, kata Adil, namun yang terpenting bagaimana perusahaan tetap bisa profit dan memastikan EBITDA tetap positif di 2024.
Kinerja positif
Melihat kinerja terakhir dari RedDoorz, Adil optimistis seluruh target ini bisa tercapai dengan lancar. Cash flow operasional positif hingga 4 kali lipat dari periode sebelum pandemi Covid.
Pencapaian ini didorong oleh efektifitas RedDoorz yang secara signifikan berhasil mengurangi tingkat cash burn rate hingga 70 persen Year on Year (YoY) pada semester I/2023.
Pertumbuhan ini juga didorong oleh hadirnya brand baru yang dirilis RedDoorz pada saat pandemi, seperti SANS Hotel (rilis 2020) dan Urban View (rilis 2022), yang kini masing-masing sudah mencapai 50 properti dan 200 properti, ditambah lagi beberapa lainnya yang sedang dalam proses menuju peluncurannya.
RedDoorz Group hingga saat ini mengelola lebih dari 3.300 properti di seluruh Asia Tenggara, yang terbagi menjadi beberapa brand seperti Reddoorz dan multi-brand, yakni SANS Hotel, Koolkost, RedPartner, Sunerra Hotels, Urban View, Red Living, dan The Lavana.
Adil mengaku optimistis karenajumlah pergerakan wisatawan domestik di Indonesia hingga pertengahan 2023 sudah mencapai 433 juta orang dari target 1,2 miliar orang. “Kami yakin pergerakan wisatawan domestik ini masih akan terus meningkat sampai akhir 2023 dan diharapkan berimplikasi pada okupansi hotel RedDoorz dan multi-brand,” katanya.
Strategi
Adil mengungkapkan sedang mempersiapkan sejumlah strategi untuk mempertahankan peningkatan sekaligus pesiapan menuju IPO. Hal pertama yang akan dilakukan adalah berfokus pada core markets yang disasar perusahaan, yakni Indonesia dan Filipina, dengan meningkatkan loyalitas konsumen domestik di masing-masing negara.
“Sebenarnya, 80 persen bisnis RedDoorz itu ada di Indonesia. RedDoorz terdapat di 257 kota yang tersebar di seluruh Provinsi. Khusus Indonesia, RedDoorz pun sudah berinvestasi lebih dari Rp1 triliun. Dari sisi itu, ekosistem akomodasi kami juga sudah memperkerjakan kurang lebih 10.000 staf dan karyawan,” kata Adil.
Strategi berikutnya adalah mengoptimalkan penggunaan teknologi AI (Artificial Intelligence) dalam otomasi pelayanan RedDoorz, baik bagi pemilik properti atau pelanggan yang menginap. Salah satunya adalah informasi yang akurat terkait penjualan, sehingga pemilik properti bisa dengan mudah memantau bisnis penginapan yang dijalankan, tanpa harus mengeceknya secara manual.
Sementara, strategi ketiga adalah fokus pada penambahan akuisisi properti, sehingga target 8.000 properti RedDoorz akan tercapai pada dua sampai tiga tahun mendatang. “Strategi kami di tahun depan itu meningkatkan 80-100 penambahan properti setiap bulannya, dari 60-80 yang sudah berjalan setiap bulan pada saat ini,” ujar Adil.