Andalkan Isu Keberlanjutan, Lazada Kejar Nilai Tambah Belanja Online
Ada perubahan kebiasaan belanja online setelah PPKM dicabut.
Jakarta, FORTUNE – Platform e-commerce Lazada, membidik peluang kesinambungan perdagangan offline dan online di masa transisi pandemi Covid-19. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan nilai tambah dari produk, layanan, sekaligus kualitas belanja online, misalnya lewat isu keberlanjutan.
SVP Logistics Lazada Indonesia, Adiputra Wiharja, tak menampik adanya peralihan kebiasaan para konsumen belanja online ke offline setelah pemerintah mencabut Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Belanja online itu juga bisa membantu konsumen untuk bisa lebih aware dengan keberlanjutan. Lebih bisa berkontribusi untuk lingkungan. Itu ilai tambah yang bisa kita berikan kepada konsumen, terutama menghadapi perubahan pola belanja,” ujar Adi dalam konferensi pers, Rabu (11/1).
Tren keberlanjutan
Lazada mengikuti tren dari e-commerce dan konsumen. Tren dari sustainable product, mengacu pada report Google, Bain dan Temasek yang bertajuk e-Conomy Southeast Asia 2022, topik mengenai keberlanjutan merupakan sesuatu yang makin lama makin meningkat. "So, it’s a topic on the rise,” katanya.
Lazada juga turut merasakan peningkatan tren tersebut, konsumen semakin sadar dan mau merealisasikan kesadaran mereka menjadi sebuah aksi. Namun, berdasarkan laporan Google, masih ada gap yang cukup besar antara kesadaran akan isu keberlanjutan dan aksi yang selanjutnya dilakukan.
“Untuk Indonesia, gap-nya itu di 36 persen. Jadi, konsumen yang mengatakan mereka sadar itu ada 40 persen, namun konsumen yang merealisasikan kesadarannya jadi sebuah aksi itu hanya 4 persen,” kata Adi.
Lazada melihat sebuah kesempatan mengambil peran dalam memperkecil gap tersebut.
Contoh kolaborasi
Lazada belum lama ini meluncurkan sebuah kolaborasi bersama jenama produk perlengkapan outdoor, Eiger, dalam penggunaan kemasan paket ramah lingkungan. Lazada akan menggunakan kardus yang sudah bersertifikasi Forest Stewardship Council (FSC) dengan Honeycomb Shredded Paper sebagai pengaman untuk menggantikan plastik bubble wrap.
"Penggunaan kardus yang lebih ramah lingkungan dan shredded paper ini sudah bisa mengurangi sekitar 70 persen dari konsumsi plastik untuk kemasan paket (Eiger),” ujar Adi.
Dalam berkontribusi pada perwujudan bisnis yang berkelanjutan, kata Adi, Lazada punya tiga pendekatan utama. Pertama, adalah peningkatan efisiensi berbasis teknologi canggih seperti penggunaan optimalisasi divisi logistik. Kedua, melakukan transisi energi dengan penggunaan motor listrik untuk armada pengiriman.