BUSINESS

Perbedaan Padat Karya dan Padat Modal, Pengertian dan Keuntungan

Keduanya dapat memberi keunggulan ekonomi yang signifikan.

Perbedaan Padat Karya dan Padat Modal, Pengertian dan KeuntunganRealisasi program padat karya tunai. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunaswsj)
04 November 2024

Jakarta, FORTUNE - Dalam dunia industri dan bisnis, pemilihan metode produksi berkaitan erat dan menentukan kemampuan bisnis sebuah perusahaan. Dua istilah yang kerap muncul dalam konteks ini adalah labor intensive (Padat Karya) dan Capital Intensive (padat modal).

Kedua metode ini memiliki karakteristik yang berbeda dan berpengaruh pada struktur biaya serta efisiensi produksi. Kedua jenis metode ini juga biasa diterapkan pada jenis industrri tertentu. Misalnya, industri tekstil dan alas kaki yang biasanya merupakan industri dengan katareistik padat karya karena memproduksi barang dalam kuantitas besar.

Untuk bisa memahami perbedaannya, berikut adalah beberapa penjelasannya mengutip studiekonomi.com.

Perbandingan Labor Intensive dan Capital Intensive

Terdapat sejumlah faktor yang menentukan penggunaan labour intensive dan capital intensive, sebagai berikut:

  1. Struktur biaya
    Biaya utama Labor Intensive berasal dari gaji dan tunjangan karyawan. Sementara, Capital Intensive, biaya utamanya berasal dari investasi modal dan pemeliharaan peralatan.
  2. Pengaruh terhadap ekonomi
    Negara-negara berkembang biasanya lebih condong pad apenggunaan ke metode padat karya karena keterbatasan modal. Sebaliknya, negara maju cenderung menggunakan metode padat modal seiring dengan perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi.
  3. Keterampilan Tenaga Kerja
    Dalam industri padat karya, sering kali dibutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan rendah, sedangkan industri padat modal cenderung membutuhkan pekerja dengan keterampilan teknis tinggi.

Dengan demikian, baik metode labor intensive maupun capital intensive memiliki peran penting dalam ekonomi. Pemahaman mendalam tentang keduanya dapat memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan.

Labor Intensive

Labor intensive merujuk pada metode produksi yang lebih mengandalkan tenaga kerja dibandingkan dengan modal. Dalam pendekatan ini, perusahaan membutuhkan banyak pekerja untuk menyelesaikan proses produksi. Contoh industri yang menerapkan metode ini adalah pertanian, restoran, dan sektor perhotelan, di mana keahlian manusia sangat dibutuhkan.

Ciri-ciri Labor Intensive, antara lain adalah:

  1. Tingkat Keterampilan Rendah. Banyak pekerjaan dalam industri padat karya tidak memerlukan pendidikan formal tinggi, meskipun ada juga posisi yang lebih terampil.
  2. Biaya Tenaga Kerja Tinggi. Proporsi biaya yang dikeluarkan untuk gaji karyawan lebih besar dibandingkan dengan investasi dalam mesin atau peralatan.
  3. Bergantung pada Proses Manual. Dalam banyak kasus, pekerjaan dilakukan secara manual, yang dapat menyebabkan waktu produksi lebih lama tetapi menciptakan lapangan kerja.

Adapun, salah satu contoh Labor Intensive bisa Anda lihat di sektor pertanian, banyak petani yang masih menggunakan metode tradisional yang sangat mengandalkan tenaga kerja manusia. Dengan demikian, biaya tenaga kerja menjadi sangat signifikan dibandingkan dengan biaya modal yang digunakan.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.