Mengenal Perbedaan KOL dan Influencer dalam Dunia Pemasaran Digital
Meski lingkup KOL dan Influencer serupa, tapi keduanya beda.
Jakarta, FORTUNE – Perkembangan teknologi digital telah memunculkan banyak profesi-profesi baru yang berperan penting di dunia bisnis, khususnya pemasaran. Dua diantaranya adalah Key Opinion Leader (KOL) dan Influencer. Namun, masih banyak yang masih bingung untuk membedakan KOL dan Influencer.
Sekilas, kedua profesi ini memang memiliki cakupan kerja yang serupa, khususnya dalam urusan pemasaran digital. Tapi, bila ditelaah lebih jauh, sebenarnya KOL dan Influencer memiliki perbedaan cukup mendasar.
Menukil KOLSquare, Influencer merupakan orang-orang yang memiliki banyak pengikut (followers) pada berbagai platform media sosial dan memiliki pengaruh yang cukup besar untuk menggiring opini publik, sehingga peran mereka penting dalam menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada publik.
Sementara, KOL pertama muncul di Cina sebagai individu yang memiliki pengaruh besar di tengah publik, namun memiliki sebuah reputasi tersegmentasi yang didasarkan pada pengetahuan serta pengalaman mereka terkait perihal tertentu.
Untuk lebih jelas lagi memahami perbedaan antara kedua profesi pemasar digital ini, menukil Glints, berikut ini ulasannya.
1. Media yang digunakan
Influencer banyak menggunakan platform media sosial sebagai alat terbaik untuk mempromosikan diri dan brand yang telah menjalin kerja sama dengannya.
Sementara, KOL lebih banyak bergerak di media-media konvensional, seperti televisi maupun radio, untuk membagikan pengetahuan dan pengalaman mereka sebagai sumber yang valid. Meski begitu, tak menutup kemungkinan bagi KOL untuk bergerak di media sosial.
2. Monetisasi
Umumnya, seorang KOL tak menerima imbalan atas jasa yang mereka lakukan dalam memasarkan produk tertentu, karena mereka biasanya sudah memiliki pekerjaan tertentu dan cukup ahli di bidangnya masing-masing.
Sedangkan influencer memang menjadikan kemampuan mereka untuk mempengaruhi opini publik, sebagai pekerjaan yang mendatangkan pundi-pundi bagi mereka. Dengan begitu, imbal jasa memang menjadi salah satu komponen penting untuk diperhitungkan saat ingin menggunakan jasa para influencer dalam memasarkan produk atau jasa.
3. Motivasi bagi audiens
Kemampuan mempengaruhi yang dimiliki oleh para Influencer, biasanya bertujuan untuk membuat publik memahami suatu kampanye atau produk tertentu, dan berakhir pada keinginan publik untuk membeli produk yang dipromosikan.
Memiliki komunitas pengikut adalah hal yang paling penting untuk mereka. Untuk alasan itulah mereka merekomendasikan produk dan layanan kepada followers mereka.
Tapi, tidak demikian dengan para KOL yang bukan mencari keuntungan belaka. Mereka umumnya menganggap pengetahuan yang dibagikan sebagai sebuah nilai yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan demikian, kredibilitas mereka tak didasari jumlah audiens, namun bertumpu pada pengetahuan mereka.
4. Komunikasi dengan audiens
Perbedaan penting lain dari kedua profesi ini adalah cara mereka berkomunikasi dengan audiens mereka. Bagi seorang KOL, komunikasi yang terjalin biasanya bersifat satu arah. Hal ini terjadi karena konten yang mereka sampaikan, seringkali berupa pengetahuan dan informasi yang cukup tersegmentasi, di mana mereka berperan sebagai seorang ahli.
Sebaliknya, influencer harus berinteraksi secara dua arah dengan pengikut mereka, demi mempertahankan kedekatan layakanya saudara atau teman. Selain itu, topik-topik yang dilontarkan oleh seorang influencer biasanya juga lebih dekat dengan keseharian para pengikutnya, sehingga obrolan pun sering terjadi, bahkan tidak formal sama sekali.
Demikianlah perbedaan antara KOL dan influencer yang terlihat serupa, namun keduanya berbeda dengan karakteristik tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan klien dan pengguna jasa.