Perluas Pasar, Kemenkop Dorong UMKM Papua Masuk Ekosistem Digital
Produk UMKM harus memaksimalkan keunggulannya.
Jakarta, FORTUNE – Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM), Teten Masduki, meminta para pelaku UMKM asal Papua untuk fokus mengembangkan komoditas unggulan, khas wilayahnya yang tak dimiliki daerah lain. Pelaku usaha kecil ini juga didorong memperluas jangkauan pasar melalui ekosistem digital.
Menurutnya, produk UMKM Papua saat ini bagus dan tidak kalah dengan kemasan produk yang banyak tersebar di Pulau Jawa.
"Ini bisa jadi showcasing produk UMKM terlebih dengan semakin banyaknya pendampingan, kurasi produk, branding kemasan yang membuat produk UMKM di Papua semakin diminati,” katanya saat meresmikan Galeri UMKM Papua, di Jayapura, Papua, Rabu (31/8).
Produk Indonesia punya keunggulan
Teten mengatakan, daerah-daerah di Indonesia memiliki beragam keunggulan, termasuk Papua. "Beragam komoditas unggulan Papua baik hasil laut maupun hasil hutan yang dimaksimalkan oleh koperasi untuk mengagregasikan produknya agar bisa mengakses pembiayaan,” ujarnya.
Dengan keunggulan ini, ia optimistis produk Papua bisa menjadi kekuatan ekonomi masyarakat lokal, seperti kopi, sagu, hasil laut, hingga buah merah. Bahkan, ada juga komoditas buah sukun yang saat ini sedang diteliti oleh satu perusahaan, agar diolah menjadi tepung gluten free maupun produk untuk makanan bayi. Diperkirakan, komoditas ini bisa menjaring pasar yang lebih luas.
Target 40% belanja pemerintah produk UMKM
Teten mengatakan, pemerintah telah menginstruksikan 40 persen anggaran belanja pusat dan daerah, untuk membeli produk Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM).
Untuk itu, produk UMKM harus dibantu masuk ke e-katalog, melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). “Saya sarankan setiap daerah untuk punya keunggulan produknya sendiri,” ujarnya.
Teten mengatakan, pihaknya juga punya target untuk Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM agar mendampingi UMKM sehingga masuk ke ekosistem digital, baik di LKPP lokal untuk pengadaan Pemerintah maupun di e-commerce.
“Saya kira yang didampingi oleh PLUT ini, memang harus dimulai dan ditentukan produk UMKM yang memiliki keunggulan lokal,” ucapnya.
Keterbukaan pasar masih jadi masalah
Sementara itu, untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh Papua, Asisten 2 Setda Papua, Muhammad Musaad, mengatakan bahwa pemerintah daerah memberikan modal tanpa bunga yang diberikan kepada UMKM potensial secara selektif. Namun, keterbukaan pasar menjadi kendala, mengingat rute penerbangan internasional untuk pengangkutan komoditas dari dan ke Papua yang sempat ditutup.
Untuk itu, Gubernur Papua, sudah mengupayakan pembukaan rute ini kembali. “Sehingga Jayapura diharapkan bisa menjadi hub keluar masuk bagi Papua, terutama untuk di kawasan Asia Pasifik, Amerika Serikat (AS), sejumlah negara di Asia seperti Korea Selatan yang saat ini sedang berkembang,” ujarnya.