Pendapatan Industri Gim Rp25 T, Tapi Pelaku Lokal Cuma Dapat 0,5%
Penting menyadarkan publik bahwa potensi gim sangat besar.
Jakarta, FORTUNE – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, (Kemenparekraf) mengungkapkan pendapatan industri gim di Indonesia pada mencapai Rp25 triliun. Namun, hanya 0,5 persen yang terserap ke pelaku industri dalam negeri.
Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi, dan Radio Kemenparekraf/Baparekraf, Iman Santosa, mengatakan biaya yang dikeluarkan oleh para pemain gim tertuju pada gim keluaran mancanegara, dan mencapai 99,5 persen.
Oleh karenanya, pemerintah gencar memberikan program pelatihan, inkubasi, dan kompetisi, untuk mengembangkan industri gim Indonesia. “Kami berharap dapat terus mendorong munculnya talenta baru yang bisa mengisi kekurangan SDM industri gim,” katanya seperti dikutip dari laman resmi Kemenparekraf, Senin (16/10).
Pihaknya juga akan mempercepat perwujudan peraturan presiden tentang industri gim, yang saat ini tengah digodog. Ia berharap, strategi ini dapat meningkatkan kontribusi pelaku industri gim lokal hingga 70 persen. “Dalam satu tahun, setidaknya bisa naik, tidak hanya 0,5 persen,” ujarnya.
Potensi nilai industri game yang mencapai Rp25 triliun ini, menurutnya bahkan melampaui penggabungan dua industri kreatif lain, seperti musik dan film. Perlu adanya upaya untuk menyadarkan masyarakat, bahwa industri gim tidak selalu terkait dengan hal-hal negatif, namun banyak juga hal positif yang bisa dihasilkan dari gim. “Ini potensi yang harus dikembangkan,” ujarnya.
Program Netas
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan pertumbuhan subsektor gim di Indonesia bergerak secara positif, dilihat dari beberapa gim lokal Indonesia yang berhasil mencapai pendapatan yang baik pada 2023.
Beberapa judul tersebut, antara lain Coral Island, Potion Permit, A Space For Unbound, Coffee Talk Episode 2: Hibiscus & Butterfly yang berhasil terjual 30 ribu hingga 150 ribu copy dengan gross revenue rata-rata di atas 400 ribu dolar hingga 3,2 juta dolar AS atau sekitar Rp6,28 miliar-Rp50,27 miliar (kurs RpRp15.710 per dolar AS).
Oleh karena itu, pihaknya mengadakan program Nemuin Komunitas (Netas) untuk mendorong pengembangan industri dari komunitas, salah satunya dimulai dari komunitas di Garut. “Mendukung perkembangan dan pertumbuhan industri permainan, sehingga nantinya dapat muncul talenta baru dalam industri gim nasional dan menghasilkan produk gim yang bisa bersaing di kancah nasional dan internasional,” ujar Sandiaga.