Pertamina Klaim Program Cost Optimization Sumbang US$1,25 M di 2023
Pertamina terapkan cost optimization di semua lini bisnis.
Jakarta, FORTUNE – Pertamina mengeklaim program Cost Optimization yang dijalankan memberi dampak positif pada keuangan perusahaan. Perusahaan mencatat, program tersebut berkontribusi sekitar US$1,25 miliar atau Rp19,46 triliun (kurs Rp15.570,36 per dolar AS) di sepanjang tahun lalu.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, capaian ini tersebar di seluruh lini bisnis Pertamina, khususnya terkait efisiensi biaya dan peningkatan laba. “Upaya ini tidak sekedar memangkas biaya, tetapi juga mengubah dan meningkatkan model operasional secara menyeluruh,” katanya seperti dikutip dari laman Pertamina, Rabu (13/3).
Menurutnya, capaian ini membuktikan kemampuan perusahaan dalam beradaptasi dan berinovasi, serta mendukung peningkatan pendapatan dan laba perusahaan, dalam operasi bisnis yang lebih efisien.
“Pertamina, kini semakin kokoh dalam komitmennya untuk terus berinovasi, menjaga efisiensi operasional, dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di sektor energi di Indonesia,” kata Nicke.
Upaya yang dilakukan
Sepanjang 2023, Pertamina memiliki 301 program Cost Optimization yang dijalankan di berbagai lini, mulai dari strategi finansial maupun operasional. Hal ini mencakup berbagai aktivitas perusahaan, baik di sisi hulu, pengolahan, distribusi, hingga pemasaran.
Pada sektor hulu, inovasi yang dijalankan di antaranya berupa sentralisasi pengadaan chemical dan borderless operation. Sementara, di pengolahan, inovasi yang dilakukan antara lain optimasi pengadaan crude, program efisiensi konsumsi energi, dan optimalisasi unit proses.
Pada segmen distribusi, perusahaan melakukan inovasi optimasi rute, parcel size dan tonnase. Sedangkan, di sektor commercial & trading, Pertamina menjalankan program efisiensi proses pengadaan LPG dan BBM.
Pertamina juga melakukan program optimasi seperti liability management, renegosiasi pajak, sentralisasi infrastruktur IT, optimasi aset-aset penunjang dan sentralisasi proses pengadaan barang maupun jasa. “Sinergi bisnis, digital transformation, revenue enhancement, dan low risk ESG, inilah empat fokus untuk meningkatkan cost optimization tahun ini,” katanya.
Perusahaan kelas dunia
Sementara itu, Komisaris Pertamina, Heru Pambudi, mengatakan bahwa program optimisasi biaya ini merupakan bagian dari kesadaran yang berpangkal pada budaya di BUMN, yakni AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif).
“Penggunaan anggaran juga harus optimal, efisien dan governance. Pertamina harus mampu menerapkan prinsip zero tolerance untuk tindakan korupsi,” ujarnya.
Upaya ini, menurutnya, merupakan bagian dari perjalanan Pertamina untuk terus mewujudkan visi menjadi perusahaan kelas dunia. Selain itu, Pertamina juga terus melanjutkam transisi di bidang energi, termasuk dukungan pada target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).