Mengenal Sejarah Sarinah, Mal Tertua di Indonesia
Sarinah didirikan sebagai etalase produk buatan Indonesia.
Jakarta, FORTUNE – Sarinah, adalah salah satu mal ikonik di kota Jakarta yang jadi pusat perbelanjaan modern tertua sekaligus mal pertama di Indonesia. Renovasi Sarinah telah rampung sejak awal 2022, membuat mal ini beroperasi kembali dengan konsep baru.
Ada beberapa fakta menarik yang bisa kita ketahui dari mal yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 1966 ini.
Direktur Utama Sarinah, Fetty Kwartati, mengatakan setelah direnovasi, Sarinah akan menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi. "Akan banyak tempat yang bisa kamu explore di Sarinah, cocok untuk dijadikan spot foto atau konten,” ujarnya dalam keterangan di awal 2022.
Bahkan, Sarinah kini hadir kembali tak hanya sebagai pusat perbelanjaan, namun juga sebuah bangunan yang mengusung konsep pembangunan berkelanjutan. Dari segi bisnis, Sarinah kini memiliki banyak sekali fasilitas ruang atau area yang dapat dimanfaatkan oleh banyak orang.
Area terbaru yang ada di Sarinah antara lain adalah food and beverage (F&B), digital bisnis area (e-commerce), serta ruang budaya. Selain itu, sebagian bangunan juga masih tetap digunakan untuk area perkantoran. Fortune Indonesia akan mengulas beberapa fakta menarik lainnya tentang Sarinah.
Sejarah
Nama Sarinah dipilih oleh Presiden Soekarno dari salah satu pengasuh Presiden Soekarno di masa kecil. Soekarno memiliki kesan mendalam tentang sosok ini karena kebesaran jiwanya yang menginspirasi sehingga memilih nama Sarinah sebagai jenama pusat ritel kebanggan Indonesia.
Mengutip laman resminya, Sarinah merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang digagas Presiden Soekarno, untuk mewadahi kegiatan perdagangan produk dalam negeri serta mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal ini sesuai akta Notaris Eliza Pondaag No. 33 dengan nama PT Departemen Store Indonesia, yang dikeluarkan pada 17 Agustus 1962.
Pergantian nama perusahaan dari PT Departemen Store Indonesia menjadi PT Sarinah (Persero) secara resmi terjadi pada 10 April 1978. Kepemilikan Sarinah secara 100 persen dikuasai oleh Negara Republik Indonesia, dengan modal dasar sebesar Rp100 miliar, serta modal ditempatkan dan disetor penuh sebanyak Rp46,85 miliar.
Visi dan misi
Perusahaan memiliki visi menumbuhkembangkan keunggulan UMKM nasional. Sementara misi yang diemban, antara lain meningkatkan kesejahteraan umkm di indonesia melalui peningkatan kewirausahaan dan pemberdayaan perempuan; serta Memusatkan seluruh sumber daya perusahaan kepada insan sarinah, mitra usaha dan pelanggan; Mengembangkan usaha yang berkelanjutan.
Sarinah juga memiliki misi meningkatkan kesadaran lingkungan pada seluruh rantai nilai usaha; dan Mengangkat dan menyediakan panggung bagi karya unggulan umkm di pasar global untuk meningkatkan kebanggaan bangsa Indonesia.
Etalase produk dalam negeri
Sejak pertama didirikan, Sarinah memang ditujukan sebagai etalase barang-barang produksi dalam negeri, terutama hasil pertanian dan industri rakyat. Komitmen ini pun bertahan hingga kini intuk terus mendukung kemajuan produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Lebih dari lima dekade, kini Sarinah pun semakin melebarkan sayap bisnis. Peran aktif Sarinah sebagai mitra menjangkau perajin tradisional di pelosok, koperasi di berbagai desa dan kota, hingga desainer busana ternama di ibukota. Di sisi lain, kegiatan perdagangannya telah mencakup aktivitas ekspor dan impor beragam komoditas dan mebel.Produk-produk tersebut turut melengkapi etalase sejumlah gerai Sarinah di Jakarta, Semarang, dan Malang.
Melalui penawaran produk yang variatif, Sarinah memposisikan dirinya sebagai penyedia pengalaman berbelanja lengkap bagi pengunjung lokal maupun mancanegara yang mencari produk dengan harga terjangkau maupun premium.
Manajemen Sarinah telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan kuantitas penjualan di tahun yang akan datang, antara lain meningkatkan kuantiti penjualan melalui jaringan omni channel Sarinah serta pemasaran ke BUMN dengan memanfaatkan sinergi BUMN.