Atasi Masalah Limbah Pakaian, Eiger Terapkan Program Upcycling
Bagian dari program besar Eiger Green Project.
Jakarta, FORTUNE – PT Eigerindo Multi Produk Industri, produsen produk perlengkapan luar ruangan (outdoor) berkomitmen membangun bisnis ramah lingkungan. Salah satu kiatnya, dengan menerapkan daur ulang atau upcycling pada produk-produk Eiger yang mengalami gagal produksi, rusak, atau kedaluwarsa dan berpotensi menjadi sampah.
General Manager Product and Sustainability Project Leader Eiger Adventure, Harimula Muharram, mengatakan Eiger telah memiliki divisi Innovation Lab, yang menangani berbagai penumpukan sampah produk yang sudah tak terpakai atau kedaluwarsa, melalui upcycling produk.
“Dengan upcycling ini, misalnya banner bekas pameran yang sudah tak terpakai, bisa didesain ulang jadi sebuah shopping bag atau tempat laptop. Ada juga jaket yang dibuat dari beberapa produk yang gagal produksi atau tidak lolos quality control, ada yang dari tas, sweater, dan lainnya,” ujar Mula dalam konferensi pers, Rabu (11/1).
Upcycling mampu memperpanjang usia produk, membuat berfungsi dalam bentuk baru, tanpa perlu dimusnahkan, bahkan jadi eksklusif (karena hanya ada satu desain).
Dibandingkan dimusnahkan karena tidak layak jual atau sudah tidak berfungsi optimal, produk-produk Eiger ini lebih baik dibentuk ulang dalam fungsi lain. Meski masih berupa prototipe, proyek upcycling ini sudah direncanakan hingga ke model bisnis dan mekanisme produksinya.
Kontribusi masyarakat
Kedepan, masyarakat dan para konsumen Eiger bisa berkontribusi dalam proyek upcycling yang digagas oleh Eiger ini. “Tantangan upcycling adalah ketersediaan bahan baku, antara sulit didapat atau habis,” katanya. “Rencananya ke depan akan ada drop point di toko untuk produk-produk yang sudah habis masa pakainya.”
Eiger pun sangat terbuka untuk membuat sebuah workshop penerapan upcycling di lini bisnis perlengkapan kegiatan luar ruangan. Menurutnya, banyak masukan-masukan dari konsumen yang selama ini justru memicu lahirnya berbagai ide dan inovasi keberlanjutan produk-produk Eiger.
Masih dalam tahap penghitungan
Adapun, produk-produk upcycling dari Eiger nantinya akan dijual ke publik secara eksklusif. Namun, saat ini proyek ini masih dikaji, terutama dalam penghitungan nilai, mulai dari pengolahan, pembersihan, redesain, dan re-produksinya. “Sejujurnya, kami juga masih belum menentukan secara pasti harga jualnya,” katanya.
Berkaca dari program serupa yang sudah berjalan di negara dengan jenama-jenama lain, Mula mengakui bahwa produk hasil upcycling biasanya memiliki harga yang cukup tinggi, bahkan jauh lebih mahal dari harga regulernya.
“Karena eksklusif, orang cuma punya satu di dunia, dan ada cerita di balik produk itu, yang akhirnya mengandung muatan emosional. Inilah yang bikin mahal,” ujarnya.
Bagian dari program besar
Upcycling program ini menjadi salah satu bagian penting dari upaya mewujudkan keberlanjutan bisnis Eiger yang bertajuk Eiger Green Project. “Tujuannya bukan hanya membuat produk-produk yang ramah lingkungan, tapi dari hulu ke hilir, semenjak prosesnya (produksi) sampai akhirnya produk itu jadi sampah. Jadi juga mencakup waste management-nya itu akan jadi seperti apa,” katanya.
Eiger sejak 2021 berupaya jadi bagian dari solusi masalah lingkungan dengan semboyan ‘Untuk Bumi Untuk Nanti’. Eiger memiliki lima pilar penting dalam program keberlanjutannya, yang diambil dari setiap huruf di nama EIGER, yakni Eco-friendly store and office; Innovative and Sustainable Production and Consumption; Good Corporate Governance; Empower and Educate People; dan Responsible Shipping and Warehousing.
Berdasarkan laporan keberlanjutan Eiger, perusahaan menargetkan penggunaan material terbarukan pada 20 persen produk Eiger pada 2030. "Pada laporan keberlanjutan kedua di April 2023, kita akan lihat targetnya tercapai atau tidak, atau malah over, nanti kita bisa sesuaikan lagi target untuk ke depannya," ujarnya.