Unilever, EY, dan Inggris Hibahkan Rp6,8 M Bagi 3 Startup Indonesia
Memperkuat ekosistem investasi berkelanjutan bagi startup.
Jakarta, FORTUNE – Unilever bersama Kementerian Luar Negeri dan Pembangunan Pemerintah Inggris (UK FCDO), serta Ernst & Young (EY), menghibahkan Rp6,8 miliar kepada tiga Startup Indonesia, dengan perolehan masing-masing sebesar Rp2,27 miliar.
Head of Sustainability and Corporate Affairs Unilever Indonesia, Nurdiana Darus, mengatakan bahwa hibah ini bukan sekadar dana. "Unilever dan EY memberikan dukungan bisnis untuk membantu para usaha rintisan (startup) dalam memberikan dampak nyata bagi bisnis mereka, serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (9/10).
Hibah ini merupakan bagian dari program akselerator berdampak (impact accelerator) bertajuk TRANSFORM BESTARI (Bersih, Sehat, dan Lestari) Challenge.
Program kerja sama ini dilakukan bersama SDGs Financing Hub–Sekretariat Nasional SDGs–d
yang bertujuan untuk mendorong munculnya startup visioner yang mampu menciptakan solusi inovatif terhadap permasalahan sosial dan lingkungan.
"TRANSFORM memberdayakan para wirausaha dengan wawasan dan pola pikir visioner yang memahami kebutuhan masyarakat serta bisa bekerja sama untuk mengimplementasikan solusi inovatif dalam penyelesaian masalah lingkungan dan sosial,” kata Nurdiana.
Adapun ketiga startup yang menerima hibah ini, yaitu PT Kudeungoe Sugata yang mendukung pengembangan rantai pasokan yang berkelanjutan, terlacak, dan bertanggung jawab untuk biji kakao fermentasi, yang juga menguntungkan petani, konsumen, dan lingkungan.
Kemudian, Elevarm, bisnis yang berinovasi melalui Vermikompos dengan mengubah kotoran sapi menjadi penguat tanah yang kaya akan nutrisi, sebagai bagian wujudkan ekonomi sirkular; dan TeleCTG, perusahaan teknologi milik Indonesia yang merevolusi layanan kesehatan dengan teknologi berbasis telemedicine bagi para ibu di daerah perkotaan maupun pedesaan Indonesia.
Peran SDGs Financing Hub
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Vivi Yulaswati, mengungkapkan bahwa SDGs Financing Hub–Sekretariat Nasional SDGs memiliki peran penting dalam memperkuat ekosistem investasi berkelanjutan.
“Di antaranya dengan melakukan kurasi dan pengembangan pipeline proyek berdampak untuk pencapaian SDGs di Indonesia,” katanya.
Menurutnya, TRANSFORM telah merupakan mitra strategis dalam upaya mengatasi tantangan lingkungan, meningkatkan akses masyarakat pada layanan kesehatan berkualitas, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Ia yakin, melalui 17 poin pembangunan berkelanjutan (SDGs), Indonesia akan memiliki jalan untuk masa depan yang lebih sejahtera, adil, dan berkelanjutan.
Bisnis berkelanjutan
Sementara, Partner EY Indonesia, Monika Prasodjo, mengungkapkan, memilih tiga startup dari 137 partisipan TRANSFORM BESTARI Challenge bukanlah hal yang mudah. “Namun, proposal yang para pemenang sampaikan begitu menonjol, dan hal ini terlihat dari komitmen mereka untuk menangani perubahan sosial dan lingkungan melalui model bisnis yang berkelanjutan,” katanya.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, Dominic Jermey, menambahkan, pendanaan katalis seperti yang diberikan Pemerintah Inggris melalui TRANSFORM memiliki peran penting dalam membantu perusahaan rintisan yang berada pada tahap awal dalam berinovasi untuk mengatasi hambatan dalam mengembangkan bisnis.
“Dalam rangka merayakan 75 tahun hubungan diplomatik Inggris–Indonesia, kami berharap dapat memperdalam kemitraan di berbagai bidang, termasuk di sektor kesehatan dan pertanian, demi kepentingan masyarakat dan planet kita, sembari membawa kemakmuran dan perdamaian yang berkelanjutan,” ujar Jermey.