4 Karakter “E-shopaholics” yang Mendorong Pertumbuhan E-Commerce
43 persen transaksi belanja online dilakukan e-shopaholics.
Jakarta, FORTUNE - Chief Marketing Officer Ninja Xpress, Andi Djoewarsa, mengatakan sebanyak 43 persen transaksi belanja secara daring melalui e-commerce di Indonesia dilakukan oleh pembeli yang rajin berbelanja secara online atau e-shopaholics.
"Meskipun jumlah pembeli online menurun yang sejalan dengan kondisi pandemi, tetapi, 14 persen dari mereka telah menjadi e-shopaholics dan berkontribusi sebesar 43 persen dari total pembelian di e-commerce," kata Andi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (10/7).
Hal ini diperkuat riset Ninja Xpress bersama Geopost bertajuk Suara UMKM Negeri vol 3 yang menunjukkan sebagian besar e-shopaholics adalah pengguna awal belanja online. Studi ini dilakukan pada lebih dari 1.500 pembeli online dan juga wawancara mendalam kepada lebih dari 65 pembeli online untuk memberikan penjelasan tentang kelompok pembelanja online yang aktif, yang selanjutnya disebut sebagai e-shopaholics.
Pada tahun 2022, 74 persen orang di Asia Tenggara adalah pengguna internet. Di mana 86 persen di antaranya adalah e-shoppers. Sementara, untuk penggila belanja online atau e-shopaholics mencapai 14 persen dari populasi pembelanja online di Indonesia, dan mereka bertanggung jawab atas 43 persen dari total pembelian e-commerce.
Berdasarkan hasil riset, sebagian besar e-shopaholics adalah pengguna awal belanja online. Berbagai promosi, diskon, dan layanan pengiriman yang dihadirkan e-commerce mendorong minat masyarakat untuk terus melakukan belanja online.
Selain itu, beragam inovasi juga terus dihadirkan, seperti pembayaran digital, program loyalitas, hingga penggunaan kecerdasan buatan untuk meningkatkan pengalaman belanja online.
Kondisi tersebut membuat para e-shopaholics mahir dalam menavigasi ekosistem e-commerce dan berbagai platform pembelian untuk membeli apa yang mereka inginkan.
Andi mengatakan meski tren belanja online cenderung menurun pada masa endemi, tetapi, dari sisi nilai transaksi justru meningkat. Menurutnya, peluang usaha secara daring juga terus meningkat sehingga perlu adanya kemampuan yang mumpuni oleh para penjual agar produk atau jasanya dapat diminati oleh pasar.
"Berpengalaman dalam seluk beluk belanja online, para e-shopaholics memiliki standar yang jauh lebih tinggi daripada pembeli online pada umumnya. Setiap tahap sangat penting untuk memastikan kesetiaan e-shopaholics," ujarnya.
4 karakter e-shopaholics
Riset Suara UKM Negeri Vol. 3 mengeksplorasi perilaku belanja para e-shopaholics, dengan empat ciri-ciri besar yaitu:
1. Impressionable. Keputusan pembelian para e-shopaholics sangat dipengaruhi oleh media sosial dan influencer.
2. Invested. E-shopaholics menghabiskan banyak waktu untuk riset produk dan membaca ulasan di berbagai platform
3. Savvy. E-shopaholics sering berbelanja online, di berbagai kategori produk dan sangat mahir dalam menggunakan berbagai jenis platform.
4 Loyal. E-shopaholics memiliki standar yang jauh lebih tinggi daripada pembelanja online pada umumnya.
Menariknya, ada tiga kategori teratas yang diminati e-shopaholics, yakni fashion, perawatan kecantikan dan kesehatan, dan elektronik. Perlu diperhatikan pula bahwa mulai dari awal hingga menerima paket setelah klik dan tap, menjadi tahapan sangat penting untuk memastikan kesetiaan seorang e-shopaholics.
Melalui Suara UKM Negeri Vol. 3, Ninja Xpress juga menegaskan kembali komitmennya untuk memahami lanskap yang terus berubah dalam rangka memberikan solusi pengiriman tanpa kerumitan kepada para penjual e-commerce. Ada dua upaya untuk meningkatkan bisnis UMKM. Pertama, Creative business solutions, yakni layanan foto dan video produk, endorsement, hingga liveselling di berbagai platform. Kedua, Sellercraft yakni alat manajemen pemesanan online Seller Wizard.