BUSINESS

Berkenalan dengan Green Job yang Diprediksi Akan Booming di Indonesia

Banyak pekerjaan baru ramah lingkungan akan muncul

Berkenalan dengan Green Job yang Diprediksi Akan Booming di IndonesiaIlustrasi green job. Shutterstock/Oleksii Sidorov
11 November 2021

Jakarta, FORTUNE - Istilah green job mungkin belum banyak dikenal, tapi gaungnya mulai terdengar. Green job juga digadang-gadang akan booming di masa depan, tak hanya di Indonesia, tetapi juga seluruh dunia. 

Munculnya green job turut dipengaruhi isu perubahan iklim, dan telah menjadi diskusi hangat selama beberapa dekade dan dianggap semakin penting. 

Tak mengherankan, sektor-sektor seperti energi terbarukan dan lingkungan hidup tumbuh pesat dan menciptakan lapangan kerja baru, sehingga kebutuhan sumber daya manusia terus meningkat.

Bahkan CEO Google dan Alphabet, Sundar Pichai, mengumumkan tahun lalu bahwa proyek terkait iklim akan menciptakan lebih dari 20.000 pekerjaan pada industri dan energi bersih pada 2025. 

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, misalnya, telah meluncurkan rencana baru untuk secara drastis mengurangi emisi gas rumah kaca Amerika Serikat dan menciptakan ‘jutaan pekerjaan bergaji tinggi’ untuk memerangi perubahan iklim. Pekerjaan jenis ini biasa dikenal dengan istilah green job.

Apa itu green job?

Banyak negara dan institusi internasional merilis definisi tentang green job. Meski kata-katanya mungkin berbeda, intinya tetap sama.

Coaction Indonesia—organisasi yang mendorong terjadinya transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan—menyerap definisi yang dikeluarkan oleh International Labour Organization (ILO).

ILO mendefinisikan green job sebagai pekerjaan layak nan ramah lingkungan. Sektor pekerjaan ini beraneka ragam, mulai dari manufaktur dan konstruksi, energi terbarukan dan efisiensi energi, hingga pengendalian limbah.

Disebut green job lantaran merupakan hasil dari praktik ekonomi hijau (green economy), maka pekerjaan ini juga harus inklusif secara sosial. 

Merujuk pada ILO, peneliti Coaction Indonesia, Siti Koiromah, memerinci lima tujuan green job, yaitu melindungi dan memulihkan ekosistem, meningkatkan efisiensi energi dan bahan baku, meminimalkan limbah dan polusi dari proses produksi, membatasi emisi gas rumah kaca, dan mendukung adaptasi terhadap perubahan iklim.

Mengapa green job semakin dibutuhkan dan berpotensi menjadi pekerjaan masa depan?

Kesadaran masyarakat tentang isu perubahan iklim meningkat menjadi alasan utama. Hal ini mendorong tumbuhnya usaha kecil yang juga berkontribusi terhadap lingkungan. Contohnya, usaha yang memanfaatkan limbah, seperti mendaur ulang kemasan sabun menjadi tas atau memproduksi kertas daur ulang.

Koiromah menyoroti kian banyaknya perusahaan yang memiliki divisi sustainability. Itu berarti perusahaan tersebut sudah memiliki pandangan ke depan untuk terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan. 

“Perusahaan yang menerapkan prinsip keberlanjutan juga mempunyai nilai plus. Mereka bisa meyakinkan konsumen bahwa operasional perusahaan mereka meminimalkan perusakan terhadap lingkungan. Limbah juga menjadi sangat minimal. Bisa jadi akan semakin banyak industri yang akan menerapkan prinsip sustainability seperti itu,” kata Koiromah dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (11/11).

Di samping itu, green job diminati karena menyebar di banyak bidang. Pekerjaan apa pun bisa diadaptasi menjadi green job. Dia mencontohkan, seorang pendongeng sekali pun bisa masuk kategori green job jika cerita yang dibawakan mengandung unsur yang berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan. 

“Misalnya, ia bercerita tentang ibu yang dengan cara-cara unik mengingatkan anaknya agar mematikan lampu ketika tidak digunakan,” ujarnya.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.