BUSINESS

Imbas Kehilangan Klien, PwC Mulai PHK Massal di Cina

Lebih dari 30 perusahaan publik tak perpanjang kontrak.

Imbas Kehilangan Klien, PwC Mulai PHK Massal di CinaKantor PWC di Belgia/Dok. PWC
10 July 2024

Jakarta, FORTUNE - PricewaterhouseCoopers LLP (PwC) memulai pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di operasionalnya di Cina, menyusul eksodus klien korporat yang berdampak pada prospek pendapatan firma akuntansi tersebut di negara tersebut. Melansir Bloomberg News, setidaknya ada 100 karyawan dari berbagai tim di kantor PwC di Beijing, Shanghai, dan lokasi lainnya terkena dampak PHK ini.

Para sumber yang meminta tak diebutkan namanya, menyebutkan bahwa lebih dari separuh satu tim diberhentikan. Namun, jumlah akhir dari PHK di seluruh firma belum dapat dipastikan.

“Mengingat perubahan lingkungan eksternal, kami melakukan beberapa penyesuaian untuk mengoptimalkan struktur organisasi kami agar sesuai dengan permintaan pasar,” kata juru bicara PwC. Firma tersebut tidak memberikan perincian lebih lanjut jumlah karyawan yang di-PHK.

"Penyesuaian ini adalah keputusan yang sulit. Kami secara aktif berkomunikasi dengan karyawan kami dan akan memastikan bahwa rencana ini mematuhi semua undang-undang ketenagakerjaan yang relevan di Cina," tambah juru bicara tersebut.

Sebelum putaran PHK terbaru ini, ancaman sanksi regulasi dan hilangnya klien korporat di Cina telah membuat karyawan PwC Cina khawatir dan mendorong beberapa dari mereka mencari peluang di tempat lain. Mitra di firma akuntansi internasional dan domestik lainnya menerima puluhan permintaan pekerjaan dari rekan mereka di PwC.

Puluhan kontrak dihentikan

Lebih dari 30 perusahaan publik yang berbasis di daratan Cina, termasuk raksasa milik negara PetroChina Co., China Life Insurance Co., dan Bank of China Ltd., telah menghentikan PwC sebagai auditor mereka tahun ini. Sebagian besar perubahan ini terjadi setelah firma tersebut diawasi karena perannya dalam dugaan penipuan akuntansi di pengembang properti China Evergrande Group.

Regulator telah memeriksa peran PwC dalam layanan akuntansinya untuk Evergrande, setelah pengembang tersebut dituduh menggelembungkan pendapatannya sebesar $78 miliar dari 2019 hingga 2020. Komisi Regulasi Sekuritas Cina telah berjanji untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap "agensi perantara" yang terlibat dalam kasus ini.

Pihak berwenang mempertimbangkan denda rekor setidaknya 1 miliar yuan (US$138 juta) untuk PwC dan bisa menangguhkan beberapa operasinya di dalam negeri.

Cabang PwC di daratan Cina, PricewaterhouseCoopers Zhong Tian LLP, memiliki 291 mitra dan lebih dari 1.700 akuntan pada akhir tahun lalu. Firma tersebut adalah penerima pendapatan terbesar di antara firma akuntansi di daratan Cina pada 2022, dengan pendapatan sebesar 7,9 miliar yuan. PwC mengaudit sekitar 400 perusahaan Cina yang terdaftar di Shanghai, Shenzhen, Hong Kong, atau New York.

Awal bulan ini, PwC menunjuk Daniel Li, seorang mitra yang berbasis di Shanghai, sebagai ketua Asia Pasifik dan Cina yang baru. Firma tersebut menyatakan bahwa dia adalah pemimpin pertama dari daratan Cina yang memegang posisi tersebut.

Auditor tersebut juga menghadapi masalah di yurisdiksi lain. Di Hong Kong, regulator akuntansi sedang menyelidiki audit laporan keuangan Evergrande, dan baru-baru ini menyatakan sedang menyelidiki tuduhan peran PwC setelah adanya laporan dari pelapor tentang firma akuntansi tersebut.

Firma akuntansi tersebut juga berjanji untuk meningkatkan kontrol tata kelola di Australia terkait pertanyaan tentang konflik kepentingan serius dalam membocorkan rencana pajak pemerintah kepada kliennya. Jaringannya di Inggris juga didenda £5,6 juta karena kegagalan dalam mengaudit Babcock International Group Plc.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.