BUSINESS

Strategi East Ventures Perkuat ESG pada Startup Portofolio

Upaya membawa perubahan dan dampak nyata kepada masyarakat.

Strategi East Ventures Perkuat ESG pada Startup PortofolioPartner at East Ventures, Avina Sugiarto/Dok. IDN Media/Herka Yanis
20 March 2023

Jakarta, FORTUNE - Partner at East Ventures, Avina Sugiarto, mengatakan modal ventura bukan hanya berinvestasi, tetapi harus berperan membimbing perusahaan rintisan (startup) dalam portofolio untuk memperbesar dampak environmental, social, and governance (ESG) dalam bisnis yang dijalankan.

“Di East Venturest, ESG dan impact sudah menjadi DNA kami sejak EV terbentuk di 2009. Dari investasi kita pertama lihat bgmn teknologi bisa memberi dampak positif utk masyarakat dan perkembangan ekonomi di Indonesia,” ujar Avina dalam diskusi “Change the World for the Better Planet” di Fortune Indonesia Summit 2023, Kamis (16/3).

Dia menjelaskan, perjalanan 12 tahun menanamkan ruh ESG ke semua startup bagai melihat dua dua sisi koin berbeda. Di satu sisi adalah melihat manajemen risiko, tapi di sisi lain semua harus sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs).

“Kita lihat risk manajemen, memastikan bagi bisnis yang berjalan meminimalkan dampak negatif, misalnya mulai dari aturan ketenagakerjaan, kesehatan, keamanan pekerja dan sebagainya. Semua juga sejalan pada SDGs dan terukur dalam laporan yang disajikan ke masyarakat,” katanya. 

Memastikan startup menerapkan ESG

Avina menambahkan, berbagai inisiatif dari sisi internal VC dan edukasi ke startup dilakukan agar penerapan ESG berjalan baik. “Paling penting adalah memberikan capacity building pada tim investasi, tim value creation, dan tim legal, serta keseluruhan untuk memiliki pengetahuan tentang ESG dan menerapkannya. Mereka adalah garda terdepan untuk bertemu para startup,” ujar Avina.

Tak kalah penting, untuk menjaga portofolio startup tetap menerapkan ESG menurut Avina yakni melakukan measurement atau pengukuran. “Ini salah satu peran yang investor bisa bantu lakukan dalam ikut membangun ekosistem investasi berkelanjutan," ujarnya.

Berdasarkan East Ventures Sustainability Report 2022, tiga sektor portofolio East Ventures untuk Tanah Air, yaitu inklusi keuangan, pendidikan, dan perawatan kesehatan yang lebih baik, serta lingkungan berkelanjutan yang layak huni.

Avina mencontohkan salah satu startup dalam portofolionya, yaitu GoTo Group yang memiliki misi untuk “memberdayakan kemajuan” dengan menawarkan infrastruktur dan solusi teknologi yang membantu setiap orang untuk mengakses dan berkembang dalam ekonomi digital.

“Di GoTo kami melakukan measurement yang menjadi basis sustainability report kita, ini penting tak hanya bagi VC tapi bagi mereka untuk mengukur keberlanjutan dan memberi akses kepada publik. Itu juga sebagai indikator perkembangan portofolio startup.

Ada pula platform perikanan Aruna, yang berhasil membuat dampak yang lebih besar di samping bisnis utamanya sebagai platform pembantu penjualan hasil tangkapan para nelayan agar mendapatkan harga jual yang lebih baik.

Peran startup dan modal ventura dalam perubahan iklim

Avina menjelaskan, East Ventures menempatkan sosok founder sebagai faktor penting dalam keberlanjutan perusahaan, termasuk bagaimana cara pandang terhadap ESG.

“Melihat investasi kita selalu berpandang pada dua hal, pertama founder ini bagian yang paling penting dari keberlanjutan startup tersebut. Tiga karakteristik yang penting, yakni intergritas tinggi, self awareness, dan mampu melihat hal detail tapi tetap melihat big picture,” ujarnya.

Kedua, potential market. “Kami berinvestasi pada startup yang memberikan solusi dan market-nya besar,” katanya.

Ketiga, dari sisi ESG untuk startup di tahap early stage, faktor governance menjadi fundamental

“Misalnya Xurya, salah satu potofolio di climate change, startup energi terbarukan yang menaruh komitmen terhadap lanskap energi baru dan perubahan iklim. Kita juga luncurkan Climate Impact Innovations Challenge 2023 bersama Temasek Foundation,” katanya.

Climate Impact Innovations Challenge (CIIC), sebuah platform inovasi teknologi iklim terbesar di Indonesia pada 2023. Kompetisi ini memberikan peluang bagi para inovator teknologi untuk menampilkan inovasi berkelanjutan dalam mengatasi berbagai tantangan ekologis dan mengurangi dampak perubahan iklim.

“Para tim akan bersaing untuk memenangkan total hadiah sebesar Rp10 miliar, yang akan diberikan kepada para pemenang untuk menguji coba solusi mereka di Indonesia,” kata Avina

CIIC 2023 berfokus untuk menyelesaikan empat permasalahan ekologi utama. Pertama, energi terbarukan. Mencari ide, inovasi, dan teknologi yang mendisrupsi bagaimana cara menghasilkan dan mengadopsi serta mendistribusikan energi terbarukan yang lebih baik, dan meningkatkan efisiensi energi dengan biaya yang rendah dan inklusif untuk masyarakat perkotaan dan pedesaan.

Kedua, pangan dan pertanian. Ini terkait solusi informatif baru untuk mengubah kualitas cara menanam, memproduksi, dan mendistribusikan makanan secara berkelanjutan dengan metodologi dan solusi yang dapat meningkatkan keterjangkauan, akses, nutrisi, serta mengurangi emisi dan limbah gas rumah kaca (GRK), sehingga menjamin ketahanan pangan baik untuk masyarakat perkotaan maupun pedesaan.

Ketiga, mobilitas. Ide baru seperti layanan, platform, dan teknologi untuk mendukung permintaan yang terus meningkat terhadap mobilitas dan rantai pasokan yang berkelanjutan

Keempat, kelautan. perlu solusi inovatif untuk memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk menjamin kesejahteraan masyarakat pesisir.

"Inisiatif seperti Climate Impact Innovations Challenge sangat relevan sebagai solusi untuk benar-benar mencapai dunia nol emisi karbon,” katanya.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.