LG Energy Ramal Pasar Mobil Listrik Melambat, Apa Sebabnya?
Ketidakpastian politik mempengaruhi permintaan pasar.
Jakarta, FORTUNE- Produsen baterai Korea Selatan LG Energy Solution, memproyeksikan pertumbuhan pasar kendaraan listrik (EV) global melambat tahun ini. Hal tersebut menandakan tantangan lebih lanjut ke depan di tengah semakin intensifnya persaingan pasar dari kompetitor asal Tiongkok.
Pemasok Tesla, General Motors, Volkswagen dan produsen lainnya ini melaporkan laba operasional sebesar 338 miliar won (US$252 juta) untuk periode Oktober-Desember, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya 237 miliar won.
Laba tersebut sejalan dengan perkiraan perusahaan senilai 338 miliar won, namun lebih tinggi dari perkiraan sebesar 298 miliar won yang disusun oleh LSEG SmartEstimate, dihitung berdasarkan analis yang lebih akurat secara konsisten.
Sementara itu, laba kuartal keempat turun lebih dari setengah dibandingkan kuartal sebelumnya karena terimbas pelemahan permintaan kendaraan listrik (EV) di Eropa.
“Perlambatan sementara pertumbuhan permintaan baterai kendaraan listrik global diperkirakan terjadi karena pengendalian inventaris konservatif oleh pabrikan atau original equipment manufacturing (OEM) dan berlanjutnya penurunan harga logam,” kata LGES dalam pernyataannya dikutip dari Reuters, Jumat (26/1).
Faktor perlambatan
LGES mengungkapkan, ada sejumlah faktor risiko yang mempengaruhi perlambatan tahun ini, seperti perubahan rencana transisi kendaraan listrik yang dilakukan oleh produsen mobil, meningkatnya persaingan di Eropa, serta ketidakpastian politik, termasuk pemilihan presiden AS.
Perkiraan LGES untuk prospek pasar tahun ini muncul setelah pelanggannya, Tesla pada Rabu keamrin memperingatkan tentang perlambatan tajam pertumbuhan penjualan mobilnya tahun ini. Hyundai Motor Co juga menandai melambatnya sentimen pasar EV.
“Pasar kendaraan listrik global akan tumbuh pada kisaran pertengahan 20 persen tahun ini, dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk pertumbuhan pasar Amerika Utara yang diperkirakan berada pada kisaran rendah hingga pertengahan 30 persen,” kata LGES dalam pernyataannya.
Mereka pun menargetkan pertumbuhan pendapatan pada persentase pertengahan tahun ini, serta belanja modal tahun ini yang diperkirakan jumlah akan tetap sama seperti tahun lalu, sebesar 10,9 triliun won.
Sedangkan, perkiraan kapasitas produksi baterai yang memenuhi syarat untuk kredit pajak Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS tahun ini adalah sekitar 45-50 gigawatt jam (GWh), dua kali lipat lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya.
Pendapatan untuk kuartal ini turun 6,3 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 8 triliun won. Saham LGES naik 4,9 persen pada perdagangan pagi setelah rilis hasil kuartalan.