BUSINESS

Merger Honda-Nissan Tertunda, Mimpi Raksasa Baru Mobil Jepang Kandas ?

Nissan menarik diri dari pembicaraan merger.

Merger Honda-Nissan Tertunda, Mimpi Raksasa Baru Mobil Jepang Kandas ?Ilustrasi Nissan dan Honda Merger - Unsplash/John Cameron/emrecan arık
10 February 2025

Jakarta, FORTUNE - Dua raksasa Otomotif  Jepang, Honda dan Nissan dikabarkan menunda pembicaraan Merger. Menurut laporan beberapa media, Kamis lalu (6/1)  Presiden Nissan Makoto Uchida memberi tahu mitranya, presiden Honda Toshihiro Mibe, bahwa perusahaan menarik diri dari pembicaraan merger.

Dilansir dari Fortune.com, Penarikan diri ini mengakhiri pembicaraan di balik layar selama berbulan-bulan antara keduanya. Sebelumnya, kedua raksasa otomotif tersebut, bersama Mitsubishi Motors, pada akhir Desember mengumumkan tengah menjajaki merger, yang berpeluang menciptakan raksasa baru, produsen mobil terbesar ketiga di dunia.

Honda, peringkat ke-57 Fortune Global 500 terbaru, melaporkan pendapatan sebesar US$141,3 miliar pada 2023 dan Nissan yang berada di urutan 136, melaporkan pendapatan sebesar US$87,8 miliar. 

Secara keseluruhan, pendapatan gabungan Honda dan Nissan diperkirakan mencapai US$229,1 miliar akan mendorong keduanya masuk ke peringkat 22  Fortune Global 500 tahun 2024, satu peringkat setelah JPMorgan. Perusahaan hasil merger itu pun akan menjadi produsen mobil terbesar ketiga dalam peringkat tersebut, di belakang Volkswagen dan Toyota.

Isu kritis negosiasi

Masa depan Nissan dilaporkan menjadi titik kritis dalam negosiasi. Honda, perusahaan yang skala bisnisnya lebih besar, berada di posisi yang lebih unggul sejak awal.

Dalam pernyataan bersama mereka yang mengumumkan dimulainya pembicaraan merger, kedua perusahaan mengungkapkan bahwa Honda akan mencalonkan pimpinan perusahaan hasil merger, dan menunjuk mayoritas anggota dewan.

Seiring berjalannya pembicaraan, posisi Honda dilaporkan bergeser untuk menjadikan pesaingnya yang lebih kecil sebagai anak perusahaan. Di sisi lain, Nissan, lebih memilih perusahaan induk bersama. Mitsubishi Motors, yang memiliki Nissan sebagai pemegang saham utama, memutuskan untuk menolak merger pada akhir Januari, menurut surat kabar Yomiuri.

Saham Honda dan Nissan berfluktuasi pekan lalu. Baik Honda maupun Nissan anjlok pada Senin menyusul ancaman Washington untuk mengenakan tarif pada Meksiko, hanya untuk memangkas kerugian pada hari berikutnya ketika Trump menunda pajak baru selama 30 hari, Kedua perusahaan memiliki pabrik di negara tetangga selatan AS.

Harga saham keduanya berfluktuasi maju mundur saat rincian dari pembicaraan tersebut bocor ke pers. Hingga Kamis, saham Honda dan Nissan turun 2 persen sepanjang sepekan.

Honda dan Nissan belum merespons kelanjutan rencana merger. 
 

Lirik mitra baru

Rencana merger Honda dan Nissan sebelumnya dilandasi beberapa alasan, salah satunya kompetisi yang semakin sulit dengan pesaingnya baik produsen kendaraan listrik seperti Tesla dan BYD. Honda dan Nissan, seperti banyak rekan mereka, gagal beralih ke model kendaraan listrik yang menarik bagi konsumen Tiongkok.

Honda menghentikan produksi di beberapa pabriknya di Tiongkok dan memangkas pekerja, dan mencoba beralih ke penjualan yang lebih besar ke Mobil Listrik. Nissan bahkan melangkah lebih jauh, menutup salah satu pabrik terbarunya yang berbasis di Tiongkok pada pertengahan 2024.

Pada April dan September 2024, penjualan Honda dan Nissan di Tiongkok masing-masing turun sebesar 37,6 dan 14,4 persen.

Merger tidak serta merta menyelesaikan masalah Honda dan Nissan dalam hal kendaraan listrik. "Kedua perusahaan tidak memiliki penawaran mobil listrik yang menarik, dan entitas gabungan tersebut masih akan menghadapi tantangan baru dalam membangun jaringan kendaraan listrik baru," tulis analis ekuitas senior Morningstar Vincent Sun. 

Nissan melaporkan penurunan laba bersih sebesar 94 persen untuk paruh pertama tahun fiskalnya, yang dimulai pada April 2024. "Investor mungkin khawatir tentang masa depan Nissan" jika penggabungan dibatalkan, tulis Sun pada hari Rabu.
Saat pembicaraan penggabungannya dengan Honda gagal, Nissan dilaporkan sudah mencari mitra baru.

Bloomberg melaporkan, produsen mobil Jepang tersebut ingin bermitra dengan perusahaan teknologi, sebaiknya yang berbasis di AS.

Pilihan lainnya adalah Foxconn. Pabrikan Taiwan tersebut berharap untuk masuk ke kendaraan listrik, dan bahkan telah mempekerjakan mantan eksekutif Nissan untuk memimpin strategi pembuatan mobil barunya. Foxconn dilaporkan tertarik untuk mengambil saham di Nissan pada bulan Desember, tetapi akhirnya menundanya karena negosiasi dengan Honda telah dimulai.

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.