Pasokan Turun, Produsen Beras SUMO Berhenti Produksi per Hari Ini
Perusahaan menghadapi kondisi bisnis komoditas menantang.
Jakarta, FORTUNE - Distributor Beras SUMO, PT Tiga Sedulur Djaja mengumumkan akan mulai menghentikan produksi dan distribusi beras premium tersebut mulai hari ini hingga waktu yang belum ditentukan. Hal itu diungkapkan perusahaan melalui pernyataan resmi yang diunggah di akun resmi Instagram @berassumo.
"Mulai 11 September 2023, pabrik produksi kami, PT Sinar Makmur Komoditas akan berhenti melakukan produksi Beras SUMO. Hal ini dikarenakan tantangan yang sangat tidak mudah harus dihadapi bisnis komoditas beras," tulis Chief Business Officer Tiga Sedulur Djaja, Henky Wibowo dalam pernyataannya, dikutip Senin (11/9).
Henky mengungkapkan, perusahaan menghadapi tantangan bisnis berupa penurunan supply yang signifikan dan harga bahan baku yang sulit dikendalikan. Di sisi lain, perusahaan berupaya mematuhi regulasi pemerintah terkait penjualan sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) dan standar kualitas yang beras premium. Kondisi ini turut menyebabkan produksi beras harus terhenti.
Menurutnya, perusahaan sudah berusaha maksimal agar SUMO tetap terus hadir dan dinikmati konsumen. "Namun, perjuangan kami akhirnya telah sampai pada batas maksimal kemampuan yang dapat kami tanggung, yang sudah tidak mungkin mampu kami kendalikan dan kontrol lagi," katanya.
Dia berharap, perusahaan bisa kembali berproduksi dan memenuhi permintaan konsumen. Ke depan, perusahaan akan kembali hadir dengan inovasi dan produk baru lainnya. Beras SUMO dikenal sebagai salah satu produk beras premium yang memiliki tekstur pulen.
Harga beras terus merangkak naik
Harga beras terus mengalami kenaikan dan merangkak di atas harga eceran tertinggi (HET) dalam beberapa pekan terakhir. Menurut Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Senin (11/9) pukul 15. 30 WIB, harga beras seluruh kategori mengalami kenaikan.
Harga beras kualitas premium dijual rata-rata Rp14.390 per kilogram (kg), naik dari pekan lalu yang masih di kisaran Rp14.170 per kilogram. Harga tertinggi terjadi di Kalimantan Selatan yang mencapai Rp18.120 per kg dengan harga terendah di Sulawesi Selatan Rp13.060 per kg.
Sedangkan, harga beras medium nasional juga tercatat naik 0,47 persen menjadi Rp12.760 per kilogram, dengan harga beras tertinggi terjadi di Papua Rp15.800 per kilogram, sedangkan harga terendah di DKI Jakarta Rp11.640 per kilogram.
Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional sebelumya telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang diatur melalui Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras.
Dalam Perbadan tersebut, Pemerintah menetapkan HET beras berdasarkan zonasi. Zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi, HET beras medium dipatok sebesar Rp10.900/kg sedangkan beras premium Rp13.900/kg.
Pada zona 2 meliputi Sumatera selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan, HET beras medium sebesar Rp11.500/kg dan beras premium Rp14.400/kg. Adapun, zona 3 meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp11.800/kg, dan untuk beras premium sebesar Rp14.800/kg.
Siasat menjaga harga pasar
Untuk menjaga stabilitas harga beras di pasar, pemerintah akan melakukan sejumlah strategi demi meningkatkan jumlah pasokan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan saat ini cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog telah mencapai 1,6 juta ton, dan 400.000 ton masih dalam perjalanan menuju Indonesia. Dengan begitu, total stok CBP mencapai 2 juta ton.
"Biasanya stok kita itu hanya 1,2 (juta ton). Normal 1,2 juta (ton)," ujar Jokowi saat meninjau Gudang Bulog Dramaga, Bogor, yang disiarkan secara virtual, Senin (11/9).
Presiden Jokowi mengatakan banyak negara sedang mengalami kekeringan sebagai dampak dari El-Nino, termasuk Indonesia. Sejauh ini, setidaknya terdapat 7 provinsi di Tanah Air yang diperkirakan tengah kering. Kondisi tersebut akhirnya menurunkan tingkat produksi beras dalam negeri.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Juli 2023, realisasi produksi beras Indonesia sepanjang Januari-Juni 2023 diperkirakan mencapai 18,4 juta ton. Sementara proyeksi produksi pada Juli-September 2023 berkisar 7,24 juta ton.
Dengan demikian, produksi beras sepanjang Januari-September 2023 diproyeksikan 25,64 juta ton. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan produksi beras periode sama tahun lalu yang mencapai 26,17 juta ton.
Untuk memastikan ketersediaan stok, pemerintah juga membuka keran impor dari luar negeri. Terakhir, Jokowi memastikan Indonesia bakal mengimpor beras dari Kamboja dengan volume 250.000 ton.
Tidak menutup kemungkinan pula impor akan kembali dilakukan dari negara lain demi menambah pasokan di tengah ancaman El Nino, yang dikhawatirkan membuat suplai berkurang dan harga menjadi naik.
“Saya sudah bicara dengan Perdana Menteri Hun Manet (Kamboja), dengan Presiden Bangladesh yang punya stok, dengan Perdana Menteri Modi (India), dengan RRT juga,” kata Jokowi.
Di pihak lain, beberapa negara seperti Vietnam dan India telah menerapkan kebijakan setop ekspor pangan untuk mengamankan stok dalam negerinya.