Adaro Targetkan Penjualan Batu Bara 64 Juta Ton pada 2023
Anggarkan belanja modal hingga US$600 juta.
Jakarta, FORTUNE - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menargetkan batu baranya dapat terjual pada kisaran 62 juta–64 juta ton tahun ini. Target tersebut terdiri dari 58 juta–60 juta ton batu bara termal, dan 3,8 juta–4,3 juta ton batu bara metalurgi dari Adaro Minerals Indonesia (ADMR).
"Volume ADMR terus bertumbuh karena permintaan yang kuat untuk batu baranya. Volume dari Balangan Coal Companies dan PT Mustika Indah Permai juga diperkirakan akan meningkat. Angka ini tidak termasuk target tambang Kestrel yang ditetapkan 6 juta ton," kata Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir, melalui keterangan pers yang dikutip Jumat (17/2).
Demi dapat mencapai target tersebut, perusahaan itu menganggarkan belanja modal US$500 juta–600 juta untuk operasional rutin dan rencana ekspansi.
Belanja modal tersebut tidak termasuk untuk proyek transformasi bisnis di Kalimatan Utara. Adaro memiliki beberapa proyek yang akan dilaksanakan di kawasan industri itu, termasuk smelter aluminium dan PLTU yang menjadi sumber energinya, serta PLTA.
Aksi pembelian kembali saham
Adaro Energy juga berencana untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham dengan jumlah sebanyak-banyaknya Rp4 triliun. Hal ini sesuai dengan POJK Nomor 2 tahun 2013 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 3 Tahun 2020.
Jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20 persen dari modal disetor, dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor.
Periode pembelian kembali saham ADRO akan berjalan hingga 15 Mei 2023. Aksi itu ditopang oleh kas internal perseroan, yang mencapai US$3,3 miliar per kuartal III-2022. Perseroan menyatakan itu cukup untuk membiayai seluruh kegiatan usaha dan operasional, belanja modal, dan biaya buyback saham.
“Dengan posisi dan kinerja keuangan perseroan yang solid saat ini, perseroan yakin pembelian kembali saham tidak akan berdampak buruk terhadap kegiatan usaha dan pertumbuhan perseroan di masa mendatang,” demikian keterangan ADRO dalam prospektus, dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kinerja Adaro Energy pada 2022
Volume penjualan batu bara Adaro pada 2022 naik 19 persen menjadi 61,34 juta ton dari 51,58 juta ton pada 2021.
Pertumbuhan penjualan terutama didorong oleh produk batu bara termal CV menengah (4700 ke atas) yang meningkat 22 persen menjadi 44,91 juta ton pada 2022 dibandingkan dengan 36,77 juta ton pada 2021.
Produk batu bara termal CV menengah mencakup 73 persen total penjualan sepanjang 2022.
Penjualan batu bara metalurgi ADMR juga tinggi. Lonjakannya mencapai 39 persen menjadi 3,20 juta ton pada FY22 dari 2,30 juta ton pada 2021.
Volume pengupasan lapisan penutup pada 2022 mencapai 235,68 juta bank cubic meter (Mbcm), atau naik 8 persen dari 218,90 Mbcm pada 2021, didorong oleh kenaikan volume pengupasan lapisan penutup dari Balangan Coal Companies (BCC), PT Mustika Indah Permai (MIP), dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).