BUSINESS

Alasan Holding BUMN Farmasi Rugi Rp2,16 T Sepanjang 2023

Tidak didukung kinerja baik anak usaha.

Alasan Holding BUMN Farmasi Rugi Rp2,16 T Sepanjang 2023Ilustrasi laboratorium produksi vaksin Bio Farma. (dok. Bio Farma)
20 June 2024

Fortune Recap

  • BUMN farmasi Bio Farma laporkan kerugian konsolidasi Rp2,16 triliun pada 2023, turun dari laba Rp490 miliar pada tahun sebelumnya.
  • Kerugian disebabkan normalisasi pendapatan usai Covid-19 dan kondisi anak usaha Kimia Farma dan Indofarma.
  • Pendapatan holding BUMN Farmasi turun 28% menjadi Rp15,2 triliun, dengan kontribusi terbesar dari KAEF sebesar Rp9,9 triliun.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Holding BUMN sektor farmasi, PT Bio Farma (Persero), melaporkan kerugian konsolidasi mencapai Rp2,16 triliun pada tahun lalu. Padahal, holding tersebut pada tahun sebelumnya mengantongi laba Rp490 miliar.

Selain karena normalisasi pendapatan usai Covid-19, Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya, mengatakan kerugian tahun ini diperparah dengan kondisi pada anak usahanya, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF). 

“Sampai 2023 masih unaudited Rp2,2 triliun dari Rp490 miliar pada 2022 dengan rugi terbesar Kimia Farma sekitar Rp1,8 triliun dan Indofarma Rp605 miliar. Sedangkan Bio Farma masih membukukan laba bersih positif Rp304 miliar,” kata dia di hadapan Komisi VI DPR, Rabu (19/6).

Pendapatan holding BUMN farmasi pada 2023 turun 28 persen secara tahunan menjadi Rp15,2 triliun dibandingkan dengan 2022 yang sebesar Rp21,2 triliun. Perolehan ini lebih kecil dari target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) pada 2023 sebesar Rp15,9 triliun.

Berbicara tentang kontribusi, KAEF membukukan pendapatan sebesar Rp9,9 triliun, Bio Farma Rp5 triliun, dan Indofarma Rp524 miliar.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.