Gesits, Alva, dan Volta Sepakat Pakai Baterai dari IBC
Pabrik baterai yang dibangun oleh IBC mulai berdiri 2024.
Jakarta, FORTUNE - Indonesia Battery Corporation (IBC) menandatangani kerja sama ekosistem baterai untuk kendaraan motor listrik dengan tiga produsen motor listrik, yakni Gesits, Alva, dan Volta, di Jakarta, Selasa (28/3). Lewat kerja sama tersebut, IBC akan memproduksi baterai yang dapat digunakan bersamaan oleh tiga manufaktur itu.
Direktur Utama IBC, Toto Nugroho, mengatakan kerja sama tersebut sekaligus mendukung bisnis hilirisasi tambang nikel milik pemerintah melalui BUMN pertambangan.
Kerja sama dengan Gesits, Volta, dan Alva diharapkan menjadi langkah awal untuk mengembangkan ekosistem industri baterai kendaraan listrik sekaligus menciptakan permintaan.
Pabrik baterai yang tengah dibangun oleh IBC akan mulai berdiri pada 2024.
“Integrasi dengan para produsen motor listrik mampu memberikan kemudahan bagi pelanggan sehingga tak perlu khawatir untuk penukaran baterai,” kata Toto dalam keterangannya, Rabu (29/3).
Dia menjelaskan standardisasi baterai sangat penting dilakukan. Perbedaan antara charging panel dan baterai membuat pilihan masyarakat atas kendaraan listrik menjadi minim. Dengan standar yang baku dan sama, akan lebih banyak orang berminat memiliki kendaraan listrik.
“Ini adalah langkah yang sangat strategis karena kita menginginkan platform hardware dan software terjadi standardisasi. Dengan keseragaman ini, maka semua masyarakat bisa menikmati tanpa harus ragu ada perbedaan antara panel dan baterai," ujar Toto.
Toto menambahkan gambaran besar dari kerja sama ini adalah layaknya kartu ATM bersama. Meski ada beberapa jenis mesin ATM yang berbeda dan dari berbagai jenis bank, namun jenis kartu ATM apa pun bisa dipergunakan secara general.
“Ini adalah hal-hal yang kami rencanakan, dan intinya buat kita apa pun motor listriknya baterainya dari IBC dan listriknya dari PLN,” ujarnya.
Perlu dilakukan kolaborasi
Di sisi lain, Direktur Utama PT WIKA Industri Manufaktur (GESITS), Bernardi Djumiril, mengatakan transisi dari kendaraan BBM ke kendaraan listrik memang tidak bisa dilakukan sendiri. Butuh kolaborasi dan proses penyempurnaan terus-menerus untuk menjawab kebutuhan pelanggan.
"Kami bertiga di sini kompak untuk memberikan standardisasi baterai dari pengguna masing-masing, baik itu dari dimensi, connection, serta locker baterai, sehingga mampu memudahkan pelanggan,” ujarnya.
Akselerasi ekosistem kendaraan listrik
Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, kolaborasi ini akan mempermudah pengguna motor listrik melalui standardisasi dan beragam inovasi bagi ekosistem kendaraan listrik.
"Dengan sinergi ini maka fasilitas infrastruktur KBLBB dapat digunakan secara cross platform, mendorong standardisasi dan berbagai inovasi-inovasi lainnya dalam pengembangan khususnya motor listrik," ujar Darmawan.
Dia juga menambahkan kolaborasi akan mengakselerasi ekosistem kendaraan listrik, sehingga akses dan pelayanan yang optimal bagi masyarakat makin terpenuhi.
"Untuk mempercepat ekosistem kendaraan listrik lebih masif lagi di masyarakat, dibutuhkan akses dan pelayanan yang optimal bagi masyarakat. Untuk itu, kolaborasi perlu dilakukan oleh semua pihak," katanya.