BUSINESS

Harga Minyak Mentah Indonesia Turun ke Bawah US$80 Per Barel

Beberapa faktor mempengaruhi penurunan harga minyak mentah.

Harga Minyak Mentah Indonesia Turun ke Bawah US$80 Per Barelilustrasi kilang minyak (unsplash.com/Robin Sommer)
05 June 2024

Fortune Recap

  • Harga rata-rata minyak mentah (ICP) untuk Mei 2024 turun menjadi US$79,78 per barel dari US$87,61 per barel pada April 2024.
  • Penurunan harga disebabkan oleh berkurangnya faktor geopolitik dan tensi geopolitik di Timur Tengah serta tingginya suku bunga dan inflasi yang menekan permintaan konsumen dan industri.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan harga rata-rata minyak mentah (Indonesian Crude Price/ICP) untuk Mei sebesar US$79,78 per barel.

Penetapan dilakukan melalui Keputusan Menteri ESDM No.261.K/MG.03/DJM/2024 tentang harga minyak mentah bulan Mei 2024 tanggal 3 Juni 2024.

Adapun ICP pada Mei ini turun dari ICP April yang sebesar US$87,61 per barel.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, mengatakan alasan penurunan harga minyak mentah, terutama di pasar internasional, adalah berkurangnya faktor geopolitik dan menurunnya tensi geopolitik di Timur Tengah yang berujung terjaganya pasokan minyak mentah global.

Selain itu, beberapa faktor lainnya yang berkontribusi adalah tingginya suku bunga dan inflasi yang menekan permintaan konsumen dan industri, terutama di Eropa, pada saat pasokan meningkat dari produsen non-OPEC seperti Amerika Serikat.

“Di samping itu, OPEC merevisi turun proyeksi peningkatan minyak dunia kuartal II-2024 pada publikasi Mei 2024 dibandingkan bulan sebelumnya untuk kuartal II-2024 sebesar 0,08 juta barel per hari, menjadi 103,75 juta barel per hari," ujar Agus dalam keterangannya, dikutip Rabu (5/6).

Faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak mentah Mei 2024 adalah ketidakpastian perekonomian Amerika Serikat, yang dipicu penundaan penurunan tingkat suku bunga Fed untuk meredam inflasi.

Pasar pun khawatir hal tersebut akan menghambat pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, dan berpotensi menurunkan permintaan minyak mentah AS.

"Terdapat pula kekhawatiran pasar akan keseimbangan supply-demand menyusul rencana Departemen Energi AS untuk mengeluarkan 10 juta barel cadangan gasoil pada musim panas, yang juga mempengaruhi penurunan harga minyak mentah,” katanya.

Alasan lainnya lagi adalah penguatan nilai tukar dolar AS terdapat mata uang lain.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.