Naik 7,1 Persen, Ekspor Indonesia Dipatok US$294,45 Miliar pada 2025
Lima komoditas utama ini jadi andalan ekspor Indonesia.
Fortune Recap
- Proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan ekonomi Indonesia mendukung target tersebut.
- Kemendag fokus pada UMKM, dengan target pertumbuhan ekspor UMKM 9,63 persen pada 2025 dan 21,57 persen pada 2029.
Jakarta, FORTUNE - Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Susanto, menargetkan Ekspor nasional pada 2025 tumbuh 7,1 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan nilai mencapai US$294,45 miliar. Target ini diharapkan dapat dicapai seiring proyeksi perbaikan ekonomi global dan berbagai strategi penguatan perdagangan nasional.
"Beberapa lembaga dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada 2025 berada di kisaran 2,7–3,2 persen, sedikit lebih baik dibandingkan 2024. Proyeksi volume perdagangan dunia juga diperkirakan meningkat 3,4 persen," kata Budi dalam keterangannya, Senin (6/1).
Sementara itu, perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh 5,1–5,2 persen pada 2025. Bahkan, secara optimistis, Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen pada 2029.
Untuk mendukung target ini, Kemendag telah menetapkan rencana strategis yang mengakomodasi tren global, nilai tukar, serta harga komoditas dunia.
Kemendag pun menaruh perhatian besar pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pada 2025, ekspor UMKM ditargetkan tumbuh 9,63 persen atau senilai US$19,33 miliar. Bahkan, pertumbuhan ekspor UMKM diharapkan mencapai 21,57 persen pada 2029.
"Dengan kerja keras perwakilan perdagangan di luar negeri di 33 negara akreditasi, kami optimistis ekspor nasional dapat mencapai target," ujarnya.
Upaya ini sejalan dengan pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) Kemendag yang masih berlangsung.
Tidak hanya itu, ekspor nonmigas juga tetap menjadi motor penggerak utama, dengan kontribusi sektor industri pengolahan mencapai 78,86 persen dari total ekspor nonmigas.
Lima produk utama ekspor nonmigas, yaitu bahan bakar mineral (US$36,08 miliar), lemak dan minyak nabati/hewani, besi dan baja, mesin dan perlengkapan elektrik, serta kendaraan dan bagiannya, terus menunjukkan performa positif di pasar global. Lima negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia adalah Cina, Amerika Serikat, India, Jepang, dan Malaysia.
Kinerja perdagangan hingga akhir 2024
Kinerja perdagangan Indonesia sepanjang 2024 juga menjadi fondasi optimisme ini. Hingga November 2024, neraca perdagangan mencatatkan surplus US$4,42 miliar, menambah rekor surplus selama 55 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Secara kumulatif, surplus perdagangan pada Januari–November 2024 mencapai US$28,86 miliar.
Pada periode sama, nilai ekspor Indonesia mencapai US$241,25 miliar, terdiri atas ekspor migas sebesar US$14,34 miliar dan nonmigas US$226,91 miliar. Tren ekspor dalam lima tahun terakhir (2019–2023) menunjukkan pertumbuhan rata-rata sebesar 15,6 persen per tahun.
“Hal ini mempertinggi tingkat optimisme kita bahwa target kinerja perdagangan Indonesia sampai dengan akhir Desember 2024 akan tercapai,” kata Budi.