Pemerintah Siapkan Kawasan Industri untuk Relokasi Pabrik dari Cina
Pemerintah tengah menganalisis dampak pelantikan Trump.
Fortune Recap
- Kementerian Perindustrian sedang melakukan kajian dampak perubahan geopolitik terhadap sektor manufaktur nasional.
- Indonesia melihat situasi ini sebagai peluang menarik investasi baru pada sektor industri dan telah menyiapkan beberapa kawasan industri sebagai lokasi alternatif bagi pabrik-pabrik yang ingin pindah dari Cina.
Jakarta, FORTUNE - Pemerintah tengah menyiapkan sejumlah kawasan industri untuk mengantisipasi kemungkinan relokasi pabrik-pabrik dari Cina ke Indonesia. Langkah ini diambil setelah Presiden Amerika Serikat (AS) yang baru dilantik, Donald Trump, mengancam akan menaikkan tarif impor terhadap barang asal Cina.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif, menyatakan pihaknya saat ini sedang melakukan kajian mendalam terhadap dampak perubahan geopolitik terhadap sektor Manufaktur nasional.
"Kemenperin saat ini tengah melakukan assessment mengenai dampak perubahan geopolitik terhadap industri manufaktur nasional," kata dia saat konferensi pers yang disiarkan secara virtual, Kamis (30/1).
Ancaman kenaikan tarif impor yang disampaikan oleh Trump berpotensi mendorong perusahaan yang memiliki basis produksi di Cina untuk mencari lokasi alternatif. Situasi ini dinilai sebagai peluang bagi Indonesia untuk menarik investasi baru pada sektor industri.
Sebagai langkah antisipatif, Kemenperin telah menyiapkan beberapa kawasan industri yang dapat dijadikan lokasi baru bagi pabrik-pabrik yang memilih memindahkan fasilitasnya ke Indonesia.
"Kemenperin sedang menyiapkan beberapa kawasan industri untuk menampung relokasi pabrik dari Cina ke Indonesia. Beberapa kawasan industri tersebut kami nilai layak menjadi tempat produksi bagi industri yang ingin berpindah dari Cina," ujar Febri.
Bakal ada insentif menarik
Selain menyediakan kawasan industri, pemerintah juga didorong untuk menyiapkan insentif bagi perusahaan yang berencana memindahkan lokasi operasionalisasinya ke Indonesia. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai destinasi investasi baru.
"Kami tentu berharap ada insentif bagi industri yang ingin relokasi, terutama dari Cina ke Indonesia," katanya.
Dengan strategi ini, Indonesia berupaya memanfaatkan dinamika global demi memperkuat sektor manufaktur dalam negeri dan menarik lebih banyak investasi asing.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, mengatakan Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi tujuan relokasi menyusul rencana Presiden Trump menerapkan hambatan tarif (barrier tariffs) impor baru untuk seluruh produk yang berasal dari Tiongkok.
Menurutnya, ada beberapa sektor usaha yang berpotensi melakukan relokasi karena mengalami kesulitan ekspor dari Cina ke AS. Sebut saja seperti sektor elektronik, tekstil, alas kaki, dan otomotif.