BUSINESS

Pertamina Akan Bangun Pabrik Bioetanol di Banyuwangi

Kapasitas dari pabrik ini sekitar 30.000 liter per tahun.

Pertamina Akan Bangun Pabrik Bioetanol di BanyuwangiANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
14 November 2024

Fortune Recap

  • Pertamina memiliki rencana jangka pendek pengembangan bisnis bioetanol dengan ambisi meningkatkan kapasitas produksi hingga 2034 mencapai 51 juta liter.
  • Pertamina telah mulai mengimplementasi bioetanol sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) melalui peluncuran produk Pertamax Green 95 pada 2023.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pertamina Pertamina New & Renewable Energy (NRE) bekerja sama dengan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) berencana membangun pabrik Bioetanol di Banyuwangi, Jawa Barat. Nantinya pabrik ini akan mempunyai kapasitas produksi hingga 30.000 kiloliter (KL) per tahun.

Proyek ini merupakan bagian dari rencana jangka pendek pengembangan bisnis bioetanol.

"Untuk bioetanol, kita memiliki ambisi meningkatkan kapasitas produksi, salah satunya dengan reaktivasi pabrik di Banyuwangi, Glenmore, dengan mengambil molase sebagai bahan baku bioetanol tanpa mengganggu produksi gula," kata CEO Pertamina NRE, John Anis, dalam keterangannya, Kamis (14/11).

Saat ini Pertamina telah memiliki sustainability aviation fuel (SAF) yang berbasis biofuel, termasuk dari minyak goreng bekas. Baru-baru ini, Indonesia berhasil mencampur 5 persen bahan bakar penerbangan berkelanjutan, dan ini telah berhasil diujicobakan dalam penerbangan sekitar dua tahun lalu dan akan terus ditingkatkan.

Dia menjelaskan Pertamina NRE telah memiliki peta jalan pengembangan bioetanol hingga 2031 untuk mendukung dekarbonisasi pada sektor transportasi. Hingga 2034, kata John, proyeksi permintaan atas biofuel bisa mencapai 51 juta liter.

“Karena kita masih memerlukan bahan bakar fosil, namun lebih bersih, dan pada saat yang sama kita harus mulai beralih ke bisnis rendah karbon. Jadi, kami memaksimalkan bisnis tradisional sekaligus mengembangkan bisnis rendah karbon," ujarnya.

Pertamina telah mulai melakukan implementasi bioetanol sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) melalui peluncuran produk Pertamax Green 95 pada 2023. Langkah ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) pada sektor transportasi melalui penyediaan bahan bakar nabati (BBN).

Pemerintah mendorong penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar transportasi dengan harapan langkah ini dapat mengurangi impor BBM nasional, menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan GDP, serta berkontribusi pada penurunan emisi dalam jangka panjang.

Langkah ini sejalan dengan Peraturan Presiden No.40/2023 tentang percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.