Setelah Batasi Gandum, Sekarang India Larang Ekspor Gula
India memastikan stok pangan dalam negerinya tercukupi.
Jakarta, FORTUNE - India memutuskan membatasi ekspor gula hingga 10 juta ton untuk pertama kalinya dalam enam tahun. Pemerintah India mengatakan kebijakan ini dilakukan untuk memastikan pasokan di dalam negeri tercukupi dan mencegah lonjakan harga komoditas di negara tersebut.
"Pemerintah khawatir tentang inflasi pangan dan itulah sebabnya pemerintah berusaha memastikan bahwa gula tercukupi di negera itu untuk memenuhi musim festival," kata perusahaan perdagangan global yang berbasis di Mumbai seperti dikutip dari Reuters, Jumat (27/5).
Awalnya, India berencana membatasi ekspor gula sebanyak 8 juta ton. Namun pemerintah memutuskan untuk mengizinkan pabrik menjual lebih banyak gula di pasar dunia karena ada kenaikan produksi.
Sebelumnya, Asosiasi Pabrik Gula India merevisi produksinya menjadi 35,5 juta ton. Angka tersebut naik dari perkiraan sebelumnya 31 juta ton.
Sejalan dengan kebijakan itu, pemerintah setempat telah meminta eksportir mengurus izin khusus untuk setiap pengiriman ke luar negeri yang berlangsung mulai 1 Juni hingga 31 Oktober. Pabrik-pabrik di India sejauh ini telah menandatangani kontrak untuk mengekspor 9,1 juta ton gula pada tahun pemasaran 2021 dan 2022.
Dari 9 juta ton yang dikontrak, pabrik telah mengirimkan sekitar 8,2 juta ton gula. Sejauh ini, India tercatat menjadi eksportir terbesar kedua gula setelah Brazil.
India sudah batasi ekspor gandum
Sebelumnya, India mengeluarkan kebijakan larangan ekspor gandum. Keputusan ini diambil karena pemerintah India memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pasar domestik terlebih dulu di tengah kekhawatiran gelombang panas. Perdana Menteri Narendra Modi pun harus mengupayakan untuk meredam gejolak inflasi di dalam negeri.
Dalam catatannya, India akan memberikan izin ekspor dengan tujuan negara-negara yang membutuhkan gandum untuk kebutuhan ketahanan pangan dan berdasarkan permintaan pemerintahnya. India biasanya memasok gandum ke Bangladesh, Sri Lanka, Uni Emirat Arab, dan Indonesia.
Bagaimana impor gula Indonesia?
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Indonesia telah mengimpor 5,53 juta ton gula pada 2020. Mayoritas impor gula impor gula Indonesia berasal dari Thailand, yakni 2,02 juta ton atau 36,59 persen dari total volume impor gula tahun lalu.
Brasil menduduki peringkat kedua sebagai pengimpor gula terbanyak ke Indonesia pada 2020. Jumlahnya tercatat 1,54 juta ton. Kemudian, impor gula dari Australia mencapai 1,21 juta ton. Dari India dan Korea Selatan, impor gula masing-masing 619,9 ribu ton dan 4.742,4 ton.
Sebanyak 400 ton gula diimpor dari Malaysia. Sedangkan, ada 125,73 ribu ton gula yang diimpor dari berbagai negara lainnya. Nilai impor gula Indonesia mencapai US$1,93 miliar atau sekitar Rp27,59 triliun pada 2020. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang US$1,36 miliar.