Jakarta, FORTUNE - Fortune Indonesia dan IDN menggelar Fortune Indonesia 100 Gala, ajang penghargaan bagi seratus perusahaan dengan revenue (pendapatan) terbesar di Indonesia dan masuk dalam daftar Fortune 100. Selain penghargaan tersebut, Fortune Indonesia juga mengapresiasi pencapaian perusahaan dalam berbagai kategori.
PT Pertamina (Persero) dalam kesempatan ini berhasil meraih penghargaan Most Profitable Company by Net Profit. Penghargaan ini diterima oleh Manager Corporate Brand PT Pertamina, Andar Titi Lestari di acara Fortune Indonesia 100 Gala yang di gelar di Hotel Mulia, Jakarta, Jumat (6/9).
Sepanjang tahun 2023, Pertamina mencatatkan laba total sebesar US$4,77 miliar atau sekitar Rp72,7 triliun dengan kurs Rp15.255 per US$. Perolehan laba tersebut naik 17 persen dibanding laba tahun 2022. Sementara, pendapatan konsolidasian tahun 2023 adalah sebesar US$75,79 miliar.
“Untuk masuk ke Fortune 100, revenue Anda minimum Rp10,5 triliun. Ini adalah cut-offnya. Tiga tahun lalu ketika kita rilis daftar ini, revenue 100 berada di angka Rp7 triliun. Artinya, perusahaan di Indonesia terus berkembang besar. Kita berharap kemakmuran negara ini terus berlanjut,” ujar Chief Operating Officer IDN, William Utomo saat memberikan sambutan.
Kinerja keuangan tumbuh positif
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan bahwa sejak restrukturisasi organisasi, tren kinerja keuangan konsolidasian Pertamina positif dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Di sisi lain, kinerja operasional di seluruh lini baik holding dan subholding juga semakin solid dan andal.
“Pertamina berhasil mengelola operasinya untuk mempertahankan pertumbuhan laba. Kinerja keuangan pada tahun 2023 meningkat dibandingkan tahun 2022 karena pengelolaan efisiensi, optimalisasi biaya, liabilitas, dan pembayaran kompensasi,” ungkap Nicke pada keterangannya, Rabu (12/6).
Menurut Nicke, restrukturisasi holding subholding tetap berhasil mengedepankan peran kolaborasi aktif melalui sejumlah inisiatif strategis di sektor finansial. Selain melakukan cost optimization, upaya penghematan biaya bunga, strategi transaksi lindung nilai valuta asing, suku bunga, dan komoditas, serta upaya memitigasi risiko valas dan kredit berhasil menghindarkan potensi kerugian serta menciptakan kontribusi sekitar US$1,1 miliar.
Kinerja keuangan Pertamina yang positif, tambahnya juga tidak terlepas dari dukungan Pemerintah yang tercermin pada pembayaran kompensasi harga selama tahun 2023, mencapai Rp119,31 triliun (di luar pajak). (WEB)