PLN Bukukan Laba Rp50,1 Triliun pada Oktober 2024, Naik 25 Persen
Kenaikan laba usaha ditopang peningkatan penjualan.
Fortune Recap
- Penjualan energi listrik mencapai 254,15 TWh, melebihi target RKAP 247,32 TWh.
- Prognosa penjualan listrik akhir tahun mencapai 307,23 TWh, tumbuh 6,52% dari tahun lalu.
Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, mengatakan laba usaha perusahaannya mencapai Rp50,1 triliun hingga Oktober 2024, atau lebih tinggi 25,3 persen dari target pada Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang sebesar Rp40 triliun.
Menurutnya, capaian tersebut seiring dengan peningkatan penjualan energi listrik sepanjang tahun ini. Per Oktober 2024, realisasi penjualan listrik tercatat mencapai 254,15 terawatt-hour (TWh), lebih tinggi dari RKAP yang sebesar 247,32 TWh.
Sementara itu, pada akhir tahun, berdasarkan prognosa PLN, realisasi penjualan listrik diperkirakan dapat mencapai 307,23 TWh. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan target RKAP yang ditetapkan sebesar 299,99 TWh, serta tumbuh 6,52 persen dari realisasi penjualan tahun lalu yang sebesar 288,44 TWh.
"Kami melakukan extra effort untuk penjualan, baik untuk meningkatkan revenue maupun melistriki Nusantara. Kami prognosakan jauh dari target," kata Darmawan dalam rapat kerja dengan Komisi XII, Senin (2/12).
Darmawan menyatakan indikator kinerja keuangan PLN pada Oktober 2024 secara umum menunjukkan pencapaian yang lebih baik dari target RKAP Oktober. Tak hanya laba, arus kas operasional (operating cash flow) PLN juga lebih tinggi, yaitu 78,7 persen dari RKAP pada Oktober 2024 sebesar Rp18,1 triliun.
Sementara itu, EBITDA perseroan mencapai Rp94,7 triliun, atau lebih tinggi 17 persen dari RKAP Oktober 2024 yang sebesar Rp80,9 triliun. Total aset PLN hingga Oktober 2024 mencapai Rp1.714,7 triliun.
Dalam kesempatan tersebut, Darmawan juga menyampaikan bahwa pertumbuhan kendaraan listrik turut meningkatkan penjualan listrik PLN. Hal ini terlihat dari peningkatan transaksi di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang mencapai lima kali lipat per tahun.
"Kami melihat ada satu merek dari Cina, satu mobil listrik—mungkin Bapak-Ibu tahu merek itu apa—penjualannya kencang sekali selama beberapa bulan ini setelah Lebaran, sehingga jumlah mobil listrik meningkat drastis. Untuk mengantisipasi Lebaran ini, sudah kami siapkan dari sekarang," ujarnya.